Hingga hadirlah Nick (Morgan Oey) dalam kehidupan Arini. Nick datang di saat Arini benar-benar tak menginginkannya. Dia bagai tamu tak diundang. Tapi Arini tak pernah tahu, pemuda yang masih berstatus mahasiswa itulah kunci yang selama ini hilang dari hidupnya.
Perlahan, Nick mengetuk pintu hati Arini. Walau seringkali mendapat poenolakan, toh dia masih terus mencoba.
Sutradara Ismail Basbeth menyampaikan pesan dalam karya bergenre romance begitu jelas. Scene begitu scene dia ganti tanpa membuat penonton mengerutkan kening, walau pergantian itu merupakan perjalanan waktu Arini di masa lalu dan kini.
Film yang diangkat dari novel Mira W dan sebenarnya pernah difilmkan pada 1987 itu secara umum mengangkat hal yang sudah mulai lazim di masyarakat. Cinta dua insan berjarak usia belasan tahun. Cinta Nick pada Arini yang lebih dewasa.
Ismail mengatakan tak bermaksud membuat tandingan dari film "Arini" terdahulu. Namun, bagi mereka yang besar di tahun awal 1990-an mungkin pernah menengok film itu kala masih diperankan aktor Rano Karno dan Widyawati.
"Film ini populer 30 tahun yang lalu, menariknya, gagasan yang ada sudah seperti ini. Kita lihat posisi perempuan Indonesia sekarang, kadang untuk menjadi dirinya sendiri diganggu terus menerus oleh society," kata dia.
Silahkan saja jika ingin membuat perbandingan dari sisi pengambilan gambar, penyampaian gagasan dan kemampuan akting para aktornya.
"Arini: Masih Ada Kereta yang akan Lewat" tayang 5 April ini di bioskop tanah air. (Editor : Jafar M Sidik).