Pendapatan perajin Troso Jepara di bawah upah minimum
Sabtu, 7 April 2018 7:16 WIB
Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah mengunjungi sentra tenun tradisional Troso di Jepara, Jumat. (Foto: Tim Pemenangan Sudirman-Ida)
Jepara (Antara Jateng) - Calon Gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah mengungkapkan para perajin kain tenun tradisional Troso di Kabupaten Jepara tetap berproduksi meski penghasilan yang mereka peroleh tiap bulan di bawah upah minimum.
"Harus kita apresiasi kegigihan para perajin kain tradisional ini," kata Ida saat mengunjungi sentra perajin kain Troso di Jepara, Jumat.
Menurut dia, para perajin ini tetap terus berproduksi karena ingin mempertahankan warisan leluhur.
Karena itu, ia ingin mendengar berbagai persoalan yang dihadapi untuk selanjutnya ke depan terus menjaga dan mengangkatnya.
Seorang perajin Siti Mudrikah mengaku salah satu kendala yang dihadapi saat ini yakni ketersediaan benang sebagai bahan baku.
Dia menjelaskan pada perajin menggunakan benang asal India yang relatif sulit diperoleh.
Benang tersebut hanya tersedia di beberapa toko dan harus dibeli secara tunai.
Sementara, pada perajin memperoleh bayaran dari para pengepul tidak secara langsung saat barang disetor.
"Bisa sampai seminggu baru dibayar," katanya.
Perajin lain, Emmi, mengatakan penghasilan yang diperoleh dari industri tradisional ini hanya sekitar Rp1,2 juta per bulan.
Jumlah itu masih di bawah rata-rata upah minimum Kabupaten Jepara yang mencapai Rp1,6 juta per bulan.
"Harus kita apresiasi kegigihan para perajin kain tradisional ini," kata Ida saat mengunjungi sentra perajin kain Troso di Jepara, Jumat.
Menurut dia, para perajin ini tetap terus berproduksi karena ingin mempertahankan warisan leluhur.
Karena itu, ia ingin mendengar berbagai persoalan yang dihadapi untuk selanjutnya ke depan terus menjaga dan mengangkatnya.
Seorang perajin Siti Mudrikah mengaku salah satu kendala yang dihadapi saat ini yakni ketersediaan benang sebagai bahan baku.
Dia menjelaskan pada perajin menggunakan benang asal India yang relatif sulit diperoleh.
Benang tersebut hanya tersedia di beberapa toko dan harus dibeli secara tunai.
Sementara, pada perajin memperoleh bayaran dari para pengepul tidak secara langsung saat barang disetor.
"Bisa sampai seminggu baru dibayar," katanya.
Perajin lain, Emmi, mengatakan penghasilan yang diperoleh dari industri tradisional ini hanya sekitar Rp1,2 juta per bulan.
Jumlah itu masih di bawah rata-rata upah minimum Kabupaten Jepara yang mencapai Rp1,6 juta per bulan.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Menaker Ida Fauziyah: Pemerintah salurkan subsidi gaji tahap IV untuk 2,44 juta pekerja
21 November 2020 5:59 WIB, 2020
Menaker Ida Fauziyah: Pemerintah telah salurkan subsidi gaji termin II untuk 8 juta pekerja
17 November 2020 6:11 WIB, 2020
Menaker Ida Fauziyah bantah tunda penyaluran subsidi gaji termin II
13 November 2020 10:31 WIB, 2020
Menaker Ida Fauziyah: Pemerintah mulai salurkan subsidi gaji termin II
10 November 2020 6:19 WIB, 2020
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB