Hendi: silakan kalau mau pindah ke Demak
Jumat, 27 April 2018 21:15 WIB
Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan empat perguruan tinggi swasta (PTS) mengenai peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja, di Semarang, Kamis (22/2). (Foto: Dok Humas Setda Kota Semarang)
Semarang, (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mempersilakan jika memang ada keinginan sejumlah pedagang ikan basah di Pasar Kobong Semarang pindah ke Demak.
"Kami tidak akan membatasi warga negara Indonesia. Semarang kan Indonesia, Demak juga Indonesia," katanya, di Semarang, Jumat, menanggapi ancaman pedagang Pasar Kobong pindah ke Demak.
Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu, di sela penyambutan rombongan peserta Karnaval Paskah 2018 di halaman Balai Kota Semarang.
Namun, Hendi mengaku akan lebih senang jika pedagang ikan basah bisa menempati tempat relokasi yang sudah disediakan Pemerintah Kota Semarang, yakni Pasar Rejomulyo baru.
"Kalau masih mau di Semarang, Alhamdulillah. Kalau mau pindah ke Demak enggak apa-apa, Demak tetangga Semarang," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Sebelumnya diwartakan, sejumlah pedagang ikan basah di Pasar Kobong Semarang mengancam akan pindah ke pasar ikan di daerah Sayung, Demak, jika Pasar Kobong jadi dibongkar pemerintah.
Dari Dinas Perdagangan Kota Semarang juga menegaskan segera melakukan pembongkaran Pasar Kobong yang mencatat omzet miliaran rupiah setiap malam setelah jaringan listrik diputus.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Semarang. Pemutusan listrik Pasar Kobong dilakukan pada 3 Mei 2018," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto.
Mengenai masih adanya pedagang di Pasar Kobong yang menolak pindah ke Pasar Rejomulyo baru, ia tidak mempermasalahkan, sebab sebagian besar pedagang sudah menempati pasar baru.
Ia justru meminta pedagang ikan basah di Pasar Kobong yang menolak pindah untuk belajar dan berkaca dari pedagang di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang terkena relokasi.
"Lihatlah pedagang yang ada di Barito (bantaran Sungai BKT, red.). Mereka mau membongkar dan membangun sendiri kiosnya di tempat relokasi. Padahal, tempat relokasinya lebih jauh," katanya.
Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang sudah membangunkan Pasar Rejomulyo baru untuk tempat relokasi bagi pedagang ikan basah di Pasar Kobong, tetapi malah ada yang tidak mau menempati.
Prinsipnya, kata dia, segala kekurangan sarana dan prasarana di Pasar Rejomulyo baru akan terus dibenahi, tetapi yang penting pedagang sudah menempati pasar tersebut.
"Apa yang diinginkan pedagang sudah kami benahi, lantainya licin sudah kami perbaiki, listriknya juga sudah, dan sebagainya. Tetapi, mereka masih ada yang menolak pindah," katanya.
Mengenai ancaman pedagang Pasar Kobong yang akan pindah berjualan di pasar ikan Sayung, Demak, Fajar justru mempersilakan pedagang untuk pindah jika memang tidak mau ditata pemerintah kota setempat.
"Kalau mereka tidak mau ditata, mau pindah katanya, ya, silakan. Mau pindah Demak, atau mana lainnya, silakan. Sebenarnya, itu hanya beberapa oknum yang mengancam pindah ke Sayung (Demak)," katanya.
"Kami tidak akan membatasi warga negara Indonesia. Semarang kan Indonesia, Demak juga Indonesia," katanya, di Semarang, Jumat, menanggapi ancaman pedagang Pasar Kobong pindah ke Demak.
Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu, di sela penyambutan rombongan peserta Karnaval Paskah 2018 di halaman Balai Kota Semarang.
Namun, Hendi mengaku akan lebih senang jika pedagang ikan basah bisa menempati tempat relokasi yang sudah disediakan Pemerintah Kota Semarang, yakni Pasar Rejomulyo baru.
"Kalau masih mau di Semarang, Alhamdulillah. Kalau mau pindah ke Demak enggak apa-apa, Demak tetangga Semarang," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Sebelumnya diwartakan, sejumlah pedagang ikan basah di Pasar Kobong Semarang mengancam akan pindah ke pasar ikan di daerah Sayung, Demak, jika Pasar Kobong jadi dibongkar pemerintah.
Dari Dinas Perdagangan Kota Semarang juga menegaskan segera melakukan pembongkaran Pasar Kobong yang mencatat omzet miliaran rupiah setiap malam setelah jaringan listrik diputus.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Semarang. Pemutusan listrik Pasar Kobong dilakukan pada 3 Mei 2018," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto.
Mengenai masih adanya pedagang di Pasar Kobong yang menolak pindah ke Pasar Rejomulyo baru, ia tidak mempermasalahkan, sebab sebagian besar pedagang sudah menempati pasar baru.
Ia justru meminta pedagang ikan basah di Pasar Kobong yang menolak pindah untuk belajar dan berkaca dari pedagang di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang terkena relokasi.
"Lihatlah pedagang yang ada di Barito (bantaran Sungai BKT, red.). Mereka mau membongkar dan membangun sendiri kiosnya di tempat relokasi. Padahal, tempat relokasinya lebih jauh," katanya.
Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang sudah membangunkan Pasar Rejomulyo baru untuk tempat relokasi bagi pedagang ikan basah di Pasar Kobong, tetapi malah ada yang tidak mau menempati.
Prinsipnya, kata dia, segala kekurangan sarana dan prasarana di Pasar Rejomulyo baru akan terus dibenahi, tetapi yang penting pedagang sudah menempati pasar tersebut.
"Apa yang diinginkan pedagang sudah kami benahi, lantainya licin sudah kami perbaiki, listriknya juga sudah, dan sebagainya. Tetapi, mereka masih ada yang menolak pindah," katanya.
Mengenai ancaman pedagang Pasar Kobong yang akan pindah berjualan di pasar ikan Sayung, Demak, Fajar justru mempersilakan pedagang untuk pindah jika memang tidak mau ditata pemerintah kota setempat.
"Kalau mereka tidak mau ditata, mau pindah katanya, ya, silakan. Mau pindah Demak, atau mana lainnya, silakan. Sebenarnya, itu hanya beberapa oknum yang mengancam pindah ke Sayung (Demak)," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024