Banyumas luncurkan Program Jemput Pasien Gawat-Darurat
Kamis, 31 Mei 2018 15:33 WIB
Pelaksana Harian Bupati Banyumas Wahyu Budi Saptono (kanan) dan Kepala DInas Kesehatan Banyumas Sadiyanto (kiri) saat peluncuran Program Banyumas Menjemput Pasien Gawat Darurat di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (31-5-2018). (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyumas)
Purwokerto (Antaranews Jateng) - Pelaksana Harian Bupati Banyumas Wahyu Budi Saptono meluncurkan Program Banyumas Menjemput Pasien Gawat Darurat untuk mewujudkan pelayanan kesehatan responsif terhadap kejadian gawat darurat di fasilitas kesehatan maupun lapangan.
Saat peluncuran di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis, Wahyu mengaku inspirasi yang melahirkan program tersebut berawal dari layanan ojek dalam jaringan (daring).
"Saya berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan bahwa sekarang orang pesan pecel saja bisa terlayani dengan cepat dan murah lewat ojek `online` (daring). Kenapa pemerintah daerah tidak berbuat demikian dalam memberikan layanan kesehatan," katanya.
Atas dasar diskusi tersebut, kata dia, layanan kesehatan berupa Program Banyumas Menjemput Pasien Gawat Darurat dapat terwujud.
Sementara itu, Kepala Dinkes Banyumas Sadiyanto mengakui bahwa masyarakat sangat membutuhkan pelayanan gawat darurat secara cepat dan tepat.
"Terkait dengan hal itu, kami bertekad memberikan layanan gawat darurat dengan menjemput pasien 24 jam," katanya.
Menurut dia, layanan tersebut dapat diakses masyarakat melalui panggilan telepon maupun aplikasi Android berbasis web.
Oleh karena keterbatasan sumber daya, kata dia, sasaran gawat darurat yang dilayani saat ini meliputi pasien kecelakaan lalu lintas, kegawatdaruratan persalinan, dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Dia mengharapkan layanan tersebut dapat mencegah kematian atau cacatan pada pasien gawat darurat karena mendapat penanganan yang cepat dan tepat.?
"Saat ini, masih dijumpai pasien gawat darurat yang dibawa dengan kendaraan pribadi, angkutan kota, angkutan pedesaan, bahkan dengan mobil bak terbuka," katanya.
Saat peluncuran di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis, Wahyu mengaku inspirasi yang melahirkan program tersebut berawal dari layanan ojek dalam jaringan (daring).
"Saya berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan bahwa sekarang orang pesan pecel saja bisa terlayani dengan cepat dan murah lewat ojek `online` (daring). Kenapa pemerintah daerah tidak berbuat demikian dalam memberikan layanan kesehatan," katanya.
Atas dasar diskusi tersebut, kata dia, layanan kesehatan berupa Program Banyumas Menjemput Pasien Gawat Darurat dapat terwujud.
Sementara itu, Kepala Dinkes Banyumas Sadiyanto mengakui bahwa masyarakat sangat membutuhkan pelayanan gawat darurat secara cepat dan tepat.
"Terkait dengan hal itu, kami bertekad memberikan layanan gawat darurat dengan menjemput pasien 24 jam," katanya.
Menurut dia, layanan tersebut dapat diakses masyarakat melalui panggilan telepon maupun aplikasi Android berbasis web.
Oleh karena keterbatasan sumber daya, kata dia, sasaran gawat darurat yang dilayani saat ini meliputi pasien kecelakaan lalu lintas, kegawatdaruratan persalinan, dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Dia mengharapkan layanan tersebut dapat mencegah kematian atau cacatan pada pasien gawat darurat karena mendapat penanganan yang cepat dan tepat.?
"Saat ini, masih dijumpai pasien gawat darurat yang dibawa dengan kendaraan pribadi, angkutan kota, angkutan pedesaan, bahkan dengan mobil bak terbuka," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Program "Simpang Lima", upaya Pemkot Semarang sinergikan layanan gawat darurat
24 May 2023 8:25 WIB, 2023
Dinkes Semarang gandeng 21 rumah sakit beri layanan ambulans gawat darurat
10 May 2023 8:30 WIB, 2023
Jasa Raharja gelar pelatihan gawat darurat dan P3K bagi tour guide Labuan Bajo
02 November 2022 19:30 WIB, 2022