Moskow (Antaranews jateng) - Disiplin dan kesabaran Senegal sebagai generasi baru bakat-bakat pemain Afrika menjadi kunci kemenangan 2-1 mereka atas Polandia pada Selasa, kata pelatih Aliou Cisse.

Tidak ada kesalahan kiper selama 90 menit pertandingan tetapi gol bunuh diri dan umpan serangan balik cepat memberi semua keuntungan bagi Senegal, yang bermain di Piala Dunia pertama mereka dalam 16 tahun terakhir, sebelum Polandia mendapatkan gol hiburan yang terlambat.

"Senegal menang karena disiplin," kata Cisse, yang menjadi kapten tim yang terkenal saat mengalahkan juara bertahan Prancis di pertandingan Piala Dunia pertama mereka pada 2002. "Anda melihat tim Senegal sangat solid, sangat kompak. Kami mampu menempatkan mereka di bawah tekanan.

"Setiap kali mereka membuat kesalahan kami dapat menemukan tindakan yang kami butuhkan dan membalas mereka. Kami berhasil dengan sangat baik untuk mengeluarkan mereka dari zona nyaman di babak pertama."

Cisse, gelandang bertahan yang menghabiskan hari-harinya bermain di Inggris dan Prancis, menghadapi kritik sejak mengambil alih tiga tahun lalu karena terlalu berhati-hati dalam pendekatannya dan tidak cukup membuat serangan dari pemain berbakat di sekitar pemain sayap Liverpool Sadio Mane.

Tapi dengan kemenangan tak terduga telah membuat negara Afrika Barat tersebut dianggap mampu lebih unggul dari lawan-lawan satu grup, termasuk Jepang dan Kolombia. Cisse tidak membuat alasan untuk menutup serangan-serangan Polandia yang berpusat di sekitar Robert Lewandowski.

"Senegal mencegah Polandia bermain," katanya. "Anda harus memberikan penghargaan untuk itu ... Kami tahu bahwa Robert Lewandowski adalah elemen kunci ... dan kami memainkannya dengan sangat ketat."

Kerapuhan yang membayangi tim Eropa itu juga dipicu dengan munculnya semangat di kalangan pemain tim Afrika bahwa hanya ada dua negara di antaranya yang mampu menyaingi prestasi Senegal mencapai babak perempat final Piala Dunia 2002. Tidak ada yang lebih baik dari itu.

Tapi sebuah tim yang dibangun di sekitar Mane dan kemampuan yang rata-rata pemain pada umumnya, mereka bermain sepak bola di klub-klub Perancis dan Inggris tidak dibedakan dari Liverpool, menunjukkan pada Selasa bahwa mereka dapat menaklukkan lawan yang didanai lebih baik, bahkan di Polandia tetap mendapatkan bayaran pada hari libur.

Kerja Keras

Kapten Cheikhou Kouyate, yang mulai laga sebagai pemain cadangan, mengatakan menjelang pertandingan bahwa mereka telah bekerja "seperti anjing" selama beberapa minggu terakhir di bawah Cisse. Dan pelatih pun mengatakan dia bangga dengan para pemainnya.

"Mereka datang ke sini dengan banyak tekad," kata Cisse. "Mereka telah bekerja keras. Saya pikir ini benar-benar generasi yang layak mendapat banyak penghargaan dan apresiasi."

Pencetak gol Mbaye Niang berkata: "Kami pantas mendapat keberuntungan karena kami bekerja sangat keras."

Dia berlari kembali ke lapangan setelah mendapat perawatan di menit ke-60 saat pemain Polandia Gregorz Krychowiak melepas umpan lambung di tengah lapangan kepada bek Jan Bednarek namun gagal menghadang lari sprint Niang.

Kiper Wojciech Szczesny berlari keluar dari sarangnya tetapi Niang terlalu cepat. "Ketika saya kembali, saya melihat sebuah bola kembali ke pertahanan Polandia," kata Niang. "Saya merasakan ada sesuatu yang mungkin jadi kesempatan dan berhasil masuk untuk mencetak gol."

Cisse mengatakan dia bangga bahwa semua Afrika mendukung pihaknya meskipun dia menekankan bahwa empat tim Afrika lainnya, yang semuanya kalah dalam pertandingan pembuka mereka, belum berakhir.

Kemenangan atas Polandia tidak bisa menandingi perasaan mengalahkan tim mantan penguasa kolonial Perancis di Seoul pada 2002, tetapi itu "sama pentingnya", tambahnya.

"Kami tidak terbawa arus," kata Cisse. "Kami tetap rendah hati dan kami perlu mempersiapkan pertandingan melawan Jepang (Minggu)."