Survei LKPI Unggulkan Sudirman/Ida
Minggu, 24 Juni 2018 18:51 WIB
Direktur Eksekutif LKPI Region Jawa Tengah Onesimus Hihika. (Foto: I.C. Senjaya)
Semarang (Antaranews Jateng) - Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis hasil survei yang mengunggulkan elektabilitas Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said dan Ida Fauziyah dalam Pilkada 2018.
"Elektabilitas dua pasangan calon yang majub dalam Pilgub Jateng hanya berselisih antara 5 dan 6 persen," kata Direktur Eksekutif LKPI Region Jawa Tengah Onesimus Hihika di Semarang, Minggu.
Dari hasil survei yang dilakukan dalam kurun waktu antara 5 dan 20 Juni 2018, pasangan Ganjar Pranowo/Taj Yasin memperoleh tingkat elektabilitas sekitar 37 s.d. 38 persen, sedangkan pasangan Sudirman/Ida meraih sekitar 43 s.d. 44 persen.
Ia menjelaskan bahwa survei yang menggunakan metode kuesioner ini mengambil 1.245 sampel pemilih yang tersebar di 27 kabupaten/ kota.
Pemilihan pemilih yang menjadi sampel sendiri mengacu pada basis data DPT KPU.
Ia menyebut ada beberapa variabel dalam kuesioner yang disampaikan tersebut, termasuk berkaitan dengan kasus hukum yang mungkin menjerat kedua pasangan calon.
Dari hasil survei ini sendiri diketahui bahwa kasus dugaan korupsi KTP elektronik yang menyangkut nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berdampak besar pada pertimbangan pemilih dalam menentukan pilihannya.
"Selain itu, banyak kepala daerah di Jawa Tengah yang berasal dari PDIP yang terjerat KPK ikut memengaruhi pilihan," katanya.
Sementara itu, peneliti LKPI Arifin Nur Cahyo menjelaskan hasil survei ini juga menunjukkan jika hampir 75 persen penduduk Jawa Tengah merupakan pemilih militan yang sudah menentukan pilihannya sejak awal.
"Sementara sisanya masih bisa berubah pilihannya," katanya.
Hasil pilgub ini nantinya, kata dia, siapa pun yang akan menang selisihnya akan tipis.
Menurut dia, hasil survei LKPI bisa dipertanggungjawabkan.
Ia menjelaskan bahwa hal itu berkaca dari Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang dimenangkan Anies Bawesdan-Sandiaga Uno, sama seperti hasil penelitian lembaga ini.
"Elektabilitas dua pasangan calon yang majub dalam Pilgub Jateng hanya berselisih antara 5 dan 6 persen," kata Direktur Eksekutif LKPI Region Jawa Tengah Onesimus Hihika di Semarang, Minggu.
Dari hasil survei yang dilakukan dalam kurun waktu antara 5 dan 20 Juni 2018, pasangan Ganjar Pranowo/Taj Yasin memperoleh tingkat elektabilitas sekitar 37 s.d. 38 persen, sedangkan pasangan Sudirman/Ida meraih sekitar 43 s.d. 44 persen.
Ia menjelaskan bahwa survei yang menggunakan metode kuesioner ini mengambil 1.245 sampel pemilih yang tersebar di 27 kabupaten/ kota.
Pemilihan pemilih yang menjadi sampel sendiri mengacu pada basis data DPT KPU.
Ia menyebut ada beberapa variabel dalam kuesioner yang disampaikan tersebut, termasuk berkaitan dengan kasus hukum yang mungkin menjerat kedua pasangan calon.
Dari hasil survei ini sendiri diketahui bahwa kasus dugaan korupsi KTP elektronik yang menyangkut nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berdampak besar pada pertimbangan pemilih dalam menentukan pilihannya.
"Selain itu, banyak kepala daerah di Jawa Tengah yang berasal dari PDIP yang terjerat KPK ikut memengaruhi pilihan," katanya.
Sementara itu, peneliti LKPI Arifin Nur Cahyo menjelaskan hasil survei ini juga menunjukkan jika hampir 75 persen penduduk Jawa Tengah merupakan pemilih militan yang sudah menentukan pilihannya sejak awal.
"Sementara sisanya masih bisa berubah pilihannya," katanya.
Hasil pilgub ini nantinya, kata dia, siapa pun yang akan menang selisihnya akan tipis.
Menurut dia, hasil survei LKPI bisa dipertanggungjawabkan.
Ia menjelaskan bahwa hal itu berkaca dari Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang dimenangkan Anies Bawesdan-Sandiaga Uno, sama seperti hasil penelitian lembaga ini.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Menaker Ida Fauziyah: Pemerintah salurkan subsidi gaji tahap IV untuk 2,44 juta pekerja
21 November 2020 5:59 WIB, 2020
Menaker Ida Fauziyah: Pemerintah telah salurkan subsidi gaji termin II untuk 8 juta pekerja
17 November 2020 6:11 WIB, 2020