UNS tambah guru besar akuntansi dan ekologi
Selasa, 3 Juli 2018 16:54 WIB
Solo - Sunarto (kanan) dan Hasan Fauzi (tengah) saat memberikan keterangan mengenai pidato pengukuhan mereka sebagai guru besar UNS (Foto: Aris Wasita)
Solo (Antaranews Jateng) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menambah dua guru besar bidang Ilmu Akuntansi atas nama Hasan Fauzi dan Ekologi atau Biologi Lingkungan Sunarto.
"Pada pidato pengukuhan Kamis (5/7, red) mendatang saya menyoroti tentang kegagalan kerangka 'corporate governance and accountability' (CGA) yang selama ini dibangun dengan menggunakan teori-teori sistem keuangan kapitalis, baik berupa 'shareholder capitalism', 'stakeholder capitalism', maupun 'the developmental state model of capitalism'," kata Hasan di Solo, Selasa.
Ia mengatakan solusi yang diperlukan terkait permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan "Islamic CGA". Menurut dia, "Islamic CGA" merupakan kerangka CSR Islam yang sangat penting dalam mengarahkan strategi, kebijakan, dan praktik CSR entitas-entitas Islam.
Menurut dia, dalam pandangan Islam, organisasi harus beroperasi dengan cara yang etis karena jika tidak maka manajer akan menghadapi konsekuensinya.
"Bahkan jika mereka melarikan diri dari konsekuensi duniawi dari praktik bisnis yang tidak etis, mereka pasti tidak akan dapat menghindari penghakiman Allah di akhirat. Ini adalah konsep CSR dan 'corporate ibadah' dalam Islam. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan konsep tauhid dan mengintegrasikan prinsip-prinsip maqasid shariah dan maslahah yang melengkapi misi umat manusia di bumi yaitu untuk melakukan tugasnya yaitu ibadah dan dakwah," katanya.
Ia menilai kerangka "Islamic CGA" dapat memberikan solusi terhadap isu sosial dan lingkungan terkini. Menurut dia, solusi tersebut sangat penting terutama dalam konteks Indonesia yang mewajibkan perusahaan-perusahaan di dalam negeri di bawah OJK membuat pelaporan keberlanjutan sebagaimana yang tertuang dalam POJK Nomor 51/2017.
Sementara itu, pada pidato pengukuhannya mendatang, Sunarto akan mengurai fakta degradasi lingkungan khususnya ekosistem perairan tawar.
Menurut dia, penurunan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air terjadi terutama pada air tawar. Kondisi tersebut, dikatakannya, akan berdampak pada keseluruhan komponen ekosistem dan interaksi terkait.
"Degradasi tidak terkendali pada lingkungan air tawar akan berdampak negatif pada biodiversitas, potensi energi terbarukan, dan jasa lingkungan potensial lainnya, misalnya berdasarkan penelitian yang saya lakukan menunjukkan kemampuan sebagai bioindikator pencemaran perairan didorong oleh siklus hidup sebagai 'filterfeeder' pada dasar perairan," katanya.
"Pada pidato pengukuhan Kamis (5/7, red) mendatang saya menyoroti tentang kegagalan kerangka 'corporate governance and accountability' (CGA) yang selama ini dibangun dengan menggunakan teori-teori sistem keuangan kapitalis, baik berupa 'shareholder capitalism', 'stakeholder capitalism', maupun 'the developmental state model of capitalism'," kata Hasan di Solo, Selasa.
Ia mengatakan solusi yang diperlukan terkait permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan "Islamic CGA". Menurut dia, "Islamic CGA" merupakan kerangka CSR Islam yang sangat penting dalam mengarahkan strategi, kebijakan, dan praktik CSR entitas-entitas Islam.
Menurut dia, dalam pandangan Islam, organisasi harus beroperasi dengan cara yang etis karena jika tidak maka manajer akan menghadapi konsekuensinya.
"Bahkan jika mereka melarikan diri dari konsekuensi duniawi dari praktik bisnis yang tidak etis, mereka pasti tidak akan dapat menghindari penghakiman Allah di akhirat. Ini adalah konsep CSR dan 'corporate ibadah' dalam Islam. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan konsep tauhid dan mengintegrasikan prinsip-prinsip maqasid shariah dan maslahah yang melengkapi misi umat manusia di bumi yaitu untuk melakukan tugasnya yaitu ibadah dan dakwah," katanya.
Ia menilai kerangka "Islamic CGA" dapat memberikan solusi terhadap isu sosial dan lingkungan terkini. Menurut dia, solusi tersebut sangat penting terutama dalam konteks Indonesia yang mewajibkan perusahaan-perusahaan di dalam negeri di bawah OJK membuat pelaporan keberlanjutan sebagaimana yang tertuang dalam POJK Nomor 51/2017.
Sementara itu, pada pidato pengukuhannya mendatang, Sunarto akan mengurai fakta degradasi lingkungan khususnya ekosistem perairan tawar.
Menurut dia, penurunan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air terjadi terutama pada air tawar. Kondisi tersebut, dikatakannya, akan berdampak pada keseluruhan komponen ekosistem dan interaksi terkait.
"Degradasi tidak terkendali pada lingkungan air tawar akan berdampak negatif pada biodiversitas, potensi energi terbarukan, dan jasa lingkungan potensial lainnya, misalnya berdasarkan penelitian yang saya lakukan menunjukkan kemampuan sebagai bioindikator pencemaran perairan didorong oleh siklus hidup sebagai 'filterfeeder' pada dasar perairan," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
UMS hadirkan Guru Besar TU Dresden bahas transformasi peran guru di era AI
17 December 2025 16:14 WIB
Sulit cari jas yang pas untuk badan besar atau kurus? Ini solusi praktisnya
08 December 2025 14:54 WIB
UMS masuk 3 besar nasional Prodi Teknik Industri terakreditasi Unggul 2025
04 December 2025 17:55 WIB
Sumanto sebut Jateng punya potensi besar pengembangan produk hortikultura organik
23 November 2025 15:12 WIB
Rapat keluarga besar Keraton Surakarta hasilkan putra tertua PB XIII jadi raja berikutnya
13 November 2025 17:31 WIB
Guru Besar Teknik Kimia UMS soroti lemahnya pengawasan impor pada radiasi Cikande
07 November 2025 13:52 WIB
Peringkat tiga besar kempo PON Bela Diri Kudus diprioritaskan masuk pelatnas
19 October 2025 21:32 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
UMS perkuat sinergi dengan PT Triputra Agro Persada melalui kerja sama dan Campus Hiring
19 December 2025 18:46 WIB
UIN Walisongo matangkan persiapan sosialisasi PMB 2026 bersama organisasi mahasiswa daerah
18 December 2025 18:39 WIB
Kemensetneg dorong penguatan pendidikan karakter untuk menuju Indonesia Emas
18 December 2025 16:23 WIB