London (Antaranews Jateng) - Mantan pelatih tim nasional Inggris Sven-Goran Eriksson menyebut laga perempat final Piala Dunia 2018 melawan Swedia akan menjadi ujian terberat Inggris di ajang tersebut.

Bahkan, Eriksson tanpa ragu menyebut laga itu merupakan tugas yang lebih menakutkan ketimbang salah satu favorit utama turnamen tersebut, Brazil.

Tentu saja Eriksson dibayangi bias saat melontarkan hal tersebut, mengingat pria Swedia yang sempat menukangi Inggris hingga perempat final Piala Dunia 2002 dan 2006 tersebut berbicara tentang negara asalnya sendiri.

"Menurut pendapat saya, akan lebih mudah bagi Inggris untuk menaklukkan Brazil ketimbang mengalahkan Swedia. Swedia hari ini adalah tim yang sangat sulit dikalahkan siapa pun," kata Eriksson kepada Paddy Power News sebagaimana dikutip Reuters.

Eriksson meyakini laga perempat final melawan Swedia akan menjadi pertandingan tersulit bagi Inggris di Piala Dunia 2018 sejauh ini.

"Inggris memiliki peluang besar untuk menembus babak semifinal Piala Dunia. Tapi, jika ada dalam skuad yang berpikir bahwa mereka memiliki pertandingan yang mudah pada Sabtu, pikiran mereka itu salah. Ini akan menjadi pertandingan tersulit yang akan mereka mainkan sejauh ini, mereka bisa bertaruh untuk itu," katanya.

Inggris mencapai perempat final setelah berjibaku dan menghapus catatan buruk drama adu penalti di pentas piala dunia setelah mengalahkan Kolombia 4-3 di putaran 16 besar.

Sementara Swedia untuk kali pertama kembali menjejaki perempat final piala dunia setelah terakhir kali mencapainya pada 1994 silam, kala itu mereka melaju hingga menempati peringkat ketiga turnamen, setelah mengalahkan Swiss 1-0.

Kedua tim akan berhadapan di Stadion Samara Arena, pada Sabtu (7/7).

"Swedia sangat sulit untuk dipatahkan. Mereka sangat solid dan sangat tangguh. Jika Anda membangunkan mereka di tengah malam, mereka akan tahu setiap posisi dalam bertahan -- kemungkinan apa pun dalam laga, mereka tahu apa yang harus dilakukan. Penyerang mereka adalah bek ketika saatnya untuk bertahan dan mereka juga dapat bertahan di daerah pertahanan mereka sendiri," kata Eriksson.

"Sepanjang waktu saya bersama timnas Inggris, kami telah bertemu mereka sebanyak empat kali. Kami hanya kalah sekali, dan lainnya berakhir imbang. Swedia justru mampu mengalahkan Inggris di pertandingan besar, karenanya otak saya mengatakan Inggris akan jadi pemenangnya, meski hati saya justru sebaliknya menyebutkan Swedia," ujarnya menambahkan.

Momentum penghapusan catatan buruk drama adu penalti, sedikit banyak membuat Eriksson juga percaya bahwa itu menjadi suntikan kepercayaan diri yang penting bagi Inggris untuk mengatasi halangan bernama Swedia.

"Semua orang khawatir ketika pertandingan berakhir dengan adu penalti, dan dengan rekor yang dimiliki Inggris dalam kompetisi, kemenangan itu sangat besar artinya di Inggris bahwa mereka telah berhasil memenangkan adu penalti di sini ... itu bagus untuk kepercayaan diri karena sejarah Inggris," katanya.