Rakitic mencetak gol penentu pada babak adu penalti yang membawa Kroasia mengalahkan tuan rumah 4-3, setelah kedua tim imbang secara dramatis 2-2 selama 120 menit pertandingan di Sochi.
Pada Piala Dunia 1998, Kroasia mencapai peringkat tiga setelah kalah 1-2 atas Prancis di semifinal, kemudian menang 2-1 atas Belanda pada perebutan tempat ketiga di Parc des Princes, Paris, berkat gol Prosinecki dan Davor Suker.
"Kami bekerja sangat keras dan memberikan semuanya untuk lolos ke semifinal. Saya pikir untuk negara seperti Kroasia itu mengesankan, dan kami ingin melangkah lebih jauh," kata Rakitic dilansir AFP, Minggu.
"Kami ingin menikmati kemenangan ini dan tidak memberi lebih banyak tekanan pada diri sendiri dengan apa yang terjadi pada 1998. Apa yang mereka lakukan sangat mengesankan tetapi kami ingin menulis sejarah kami sendiri dan menikmati apa yang kami lakukan dengan sangat positif," katanya.
Belajar dari 1998
Kroasia akan belajar dari pengalaman Piala Dunia 1998 saat dikalahkan Prancis di babak semifinal, sebagai modal untuk menghadapi Inggris pada Rabu mendatang.
"Saya berharap kami bisa mengalahkan mereka. Generasi mereka lebih dari sekadar pahlawan bagi kami," tambah Rakitic.
Rakitic mengatakan, sebelum melawan Inggris, Kroasia harus membenahi stamina yang terkuras karena bermain hingga babak adu penalti dalam dua pertandingan terakhir, melawan Denmark dan Rusia.
Kroasia harus pulih dengan cepat, karena Inggris dipastikan memiliki stamina yang lebih bagus setelah menang 2-0 atas Swedia hanya dalam 90 menit.
"Kami menikmati melawan tim-tim besar seperti yang kami tampilkan saat melawan Argentina," tegas bek Dejan Lovren.
"Inggris adalah salah satu favorit untuk memenangkan Piala Dunia dan Anda harus menghormati itu, tetapi kami tidak akan rugi. Kami akan menikmati permainan ini dan semoga kami dapat membuat sejarah," kata bek Liverpool itu.
Lovren pun berharap bek kanan Sime Vrsaljko akan pulih dari cedera otot agar memberikan tambahan tenaga untuk melawan The Three Lions, demikian AFP.