Semarang (Antaranews Jateng) - Badan Standarisasi Nasional (BSN) melakukan kunjungan ke PT Triangle Motorindo yang merupakan industri penerima standar nasional Indonesia (SNI) Award tahun 2015 untuk mengetahui penerapan SNI secara langsung.

"Ini merupakan program BSN untuk mengunjungi dan mempromosikan industri yang menerapkan SNI agar bisa menjadi role model atau inspirasi bagi industri yang lain," kata Kepala BSN Bambang Prasetya dalam kunjungannya ke industri yang beralamat di Kawasan Industri Bukit Semarang Baru, Rabu.

Bambang menegaskan bahwa dengan penerapan SNI, diharapkan dapat mendorong produk dalam negeri berdaya saing dan bisa melindungi konsumen Indonesia karena banyak indikator yang harus dipenuhi di antaranya sistem manajemen, kinerja, dan keuangan.

"Motor VIAR adalah produk unggulan anak bangsa dan penerapan SNI ini sangat penting karena menyangkut keselamatan," kata Bambang Prasetya yang juga merupakan Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Direktur Utama PT Triangle Motorindo Ign Kartiman menambahkan bahwa perusahannya merupakan agen tunggal pemegang tunggal merek VIAR dan opsesinya dapat menjadikannya sebagai motor nasional.

"Kami memiliki obsesi VIAR jadi motor nasional. Kehadiran BSN ini kami berharap bisa menjadi bekal bagi perusahaan untuk terus tumbuh," katanya.

HRGA & Legal Manager PT Triangle Motorindo Dimas Tommy Radityo menambahkan bahwa perusahaan sudah berkomitmen menerapkan SNI untuk menghasilkan produk berkualitas dan berstandar, sehingga konsumen semakin yakin terhadap produk Triangle Motorindo.

Dimas berharap tumbuh kembang perusahaan juga mendapat dukungan dari pemerintah seperti penerapan regulasi seperti mewajibkan masyarakat dan pemerintah untuk membeli produk yang sudah berstandar SNI serta memiliki kandungan lokal agar industri dapat maju dan berkembang.

Factory Manager PT Triangle Motorindo Agus Julianto menambahkan bahwa dengan tumbuhnya usaha kecil menengah menjadikan permintaan motor roda tiga VIAR tumbuh positif karena harganya yang terjangkau dari Rp25 juta sampai Rp30 juta per unit.

"Pada semester pertama, produksi roda dua dan roda tiga sebanyak 5.000 unit dan semester kedua ini, trennya naik karena banyak permintaan termasuk dari pemerintah," kata Agus Julianto.