Andien promosikan Lawang Sewu lewat jazz
Minggu, 15 Juli 2018 1:10 WIB
Semarang - Penyanyi jazz Andien saat tampil pada "Argo Muria Festival with Andien Metamorfosa" di Museum Lawang Sewu Semarang, Sabtu (14/7) malam. (Foto: Dok Humasda 4)
Semarang (Antaranews Jateng) - Penyanyi jazz Andien diajak PT Kereta Api Indonesia (KAI) berkolaborasi mempromosikan Museum Lawang Sewu Semarang lewat "Argo Muria Festival with Andien Metamorfosa".
Pada gelaran yang berlangsung di Museum Lawang Sewu Semarang, Sabtu (14/7) malam, pemilik nama lengkap Andini Aisyah Haryadi itu tampil "segar" dengan balutan gaun batik hijau dikombinasi "out fit" dominan kuning.
Deretan tembang-tembang jazz andalannya, seperti Sahabat Sejati, Rindu Ini, Indahnya Dunia, Gemintang, Milikmu Selalu, dan Metamorfosa, terbilang sukses menghibur penonton yang didominasi kalangan anak muda.
Banyak penonton yang mendekat ke panggung demi mengabadikan momen idolanya bernyanyi di kawasan salah satu aset bangunan cagar budaya milik PT KAI yang sudah jadi ikon Kota Semarang tersebut.
"Biasanya, kalau manggung di Semarang pertama kali dulu festivalnya belum tentu seseru ini. Tempatnya enggak seunik ini dan penontonnya enggak seramai ini," sapanya dari atas panggung kepada penonton.
Dengan album Metamorfosa yang belum lama dirilisnya sebagai album ketujuh, sosok kelahiran Jakarta, 25 Agustus 1985 itu ingin menceritakan secara detail dari proses metamorfosa yang menginspirasinya.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa berkolaborasi dengan PT KAI untuk menghadirkan festival ini. Apalagi, kolaborasi ini juga diramaikan dengan `exhibition` beragam kebudayaan yang ditampilkan," ujar Andien.
Sementara itu, Direktur PT KAI Edi Sukmoro mengakui Andien dipilih untuk berkolaborasi karena sejalan dengan PT KAI yang terus bertransformasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
"Andien kan bukan hanya ikon anak muda, tetapi banyak orang, termasuk anak-anak. Satu hal yang patut disyukuri, orang tua Andien dulunya pegawai di PT KAI. Jadi, beliau punya kewajiban mendukung KA," katanya.
Dengan tampil di Museum Lawang Sewu, ia berharap Andien bisa semakin mengenalkan destinasi itu secara lebih luas, sekaligus bisa menginspirasi banyak orang untuk naik KA dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
"Barangkali ada orang yang belum pernah naik KA, mudah-mudahan Andien bisa menyampaikan, melalui media sosial, dan sebagainya agar memilih naik KA. Supaya enggak bawa mobil yang macetin jalan," katanya.
"Argo Muria Festival with Andien" itu juga menampilkan keberagaman budaya, seperti pertunjukan budaya dari Teater Emka Semarang, setelah "opening art" dari empat Jazzy Station Performer asal Bandung, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Ada pula pameran seni dari sejumlah seniman lokal Semarang yang merepresentasikan karya-karyanya bertajuk "Lihatlah Aku Bermetamorfosa", antara lain Ade Aqsho Zulhida, Andy Sueb, Annisa Rizkiana, Azis Wicaksono, dan Puthut Aldoko W.
Pada gelaran yang berlangsung di Museum Lawang Sewu Semarang, Sabtu (14/7) malam, pemilik nama lengkap Andini Aisyah Haryadi itu tampil "segar" dengan balutan gaun batik hijau dikombinasi "out fit" dominan kuning.
Deretan tembang-tembang jazz andalannya, seperti Sahabat Sejati, Rindu Ini, Indahnya Dunia, Gemintang, Milikmu Selalu, dan Metamorfosa, terbilang sukses menghibur penonton yang didominasi kalangan anak muda.
Banyak penonton yang mendekat ke panggung demi mengabadikan momen idolanya bernyanyi di kawasan salah satu aset bangunan cagar budaya milik PT KAI yang sudah jadi ikon Kota Semarang tersebut.
"Biasanya, kalau manggung di Semarang pertama kali dulu festivalnya belum tentu seseru ini. Tempatnya enggak seunik ini dan penontonnya enggak seramai ini," sapanya dari atas panggung kepada penonton.
Dengan album Metamorfosa yang belum lama dirilisnya sebagai album ketujuh, sosok kelahiran Jakarta, 25 Agustus 1985 itu ingin menceritakan secara detail dari proses metamorfosa yang menginspirasinya.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa berkolaborasi dengan PT KAI untuk menghadirkan festival ini. Apalagi, kolaborasi ini juga diramaikan dengan `exhibition` beragam kebudayaan yang ditampilkan," ujar Andien.
Sementara itu, Direktur PT KAI Edi Sukmoro mengakui Andien dipilih untuk berkolaborasi karena sejalan dengan PT KAI yang terus bertransformasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
"Andien kan bukan hanya ikon anak muda, tetapi banyak orang, termasuk anak-anak. Satu hal yang patut disyukuri, orang tua Andien dulunya pegawai di PT KAI. Jadi, beliau punya kewajiban mendukung KA," katanya.
Dengan tampil di Museum Lawang Sewu, ia berharap Andien bisa semakin mengenalkan destinasi itu secara lebih luas, sekaligus bisa menginspirasi banyak orang untuk naik KA dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
"Barangkali ada orang yang belum pernah naik KA, mudah-mudahan Andien bisa menyampaikan, melalui media sosial, dan sebagainya agar memilih naik KA. Supaya enggak bawa mobil yang macetin jalan," katanya.
"Argo Muria Festival with Andien" itu juga menampilkan keberagaman budaya, seperti pertunjukan budaya dari Teater Emka Semarang, setelah "opening art" dari empat Jazzy Station Performer asal Bandung, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Ada pula pameran seni dari sejumlah seniman lokal Semarang yang merepresentasikan karya-karyanya bertajuk "Lihatlah Aku Bermetamorfosa", antara lain Ade Aqsho Zulhida, Andy Sueb, Annisa Rizkiana, Azis Wicaksono, dan Puthut Aldoko W.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024