Creative Producer film ini Lukman Sardi mengungkapkan bahwa “Rompis” digarap dengan menggabungkan unsur drama dan komedi karena pada kenyataannya dalam keseharian remaja memang banyak unsur humornya.
Meski mengangkat kisah percintaan anak “kuliahan”, Lukman yakin “Rompis” bakal berhasil membuat penonton usia SMP atau SMA “baper” karena ini ada related issue-nya.
“Tapi ada sisi komedinya juga karena remaja ‘kan sehari-harinya itu ada nuansa berwarna, dari komedi biar lebih lucu, nggak melulu drama. Nah dua unsur ini, drama komedi yang kita usung di Rompis,” kata Lukman Sardi usai penayangan perdana “Rompis”.
Film yang disutradarai Monty Tiwa dan dibintangi oleh Arbani Yasiz ini diangkat dari sebuah novel karya Edi Iskandar dan juga pernah disajikan dalam satu sinetron di salah satu stasiun TV swasta.
Rompis menceritakan kisah romansa Roman, seorang pelajar yang berkuliah di Belanda sehingga harus meninggalkan Wulan. Awalnya hubungan jarak jauh ini berjalan lancar, hingga kehadiran Meira yang mengubah segalanya.
Dengan latar tempat di Amsterdam, film ini memberikan warna baru yang sangat relevan dengan kisah romansa remaja masa kini.
Menurut Lukman, meskipun mayoritas Rompis Lovers dan penonton film Indonesia dari usia remaja, namun film ini tidak hanya ditujukan untuk remaja karena cinta yang dikisahkan universal.
Dalam pemutaran perdana Rompis, hadir seluruh pemeran utamanya, Arbani Yasiz (Roman), Umay Shahab (Sam), Beby Tshabina (Meira), dan Adinda Azani (Wulan). Shenina Cinnamon, salah seorang pemain “Rompis” yang asal Belanda yang berperan sebagai Jasmine juga hadir.
Ketika ditanya pengalamannya selama syuting “Rompis”, Cinnamon mengaku sempat menghadapi kendala bahasa. Namun, ia tetap bisa berkomunikasi dengan pemain lain dengan lancar meski kadang menggunakan bahasa tubuh.
Di sela pemutaran perdana “Rompis”, Arbani, Umay, dan Beby pun memamerkan bakat lainnya yakni dalam bermusik, dan mereka menyanyikan beberapa lagu yang menjadi sountrack “Rompis”. (Editor : Suryanto).