Pati (Antaranews Jateng) - SMK Tunas Harapan Pati, Jawa Tengah, bakal menjadi sekolah berbasis industri, menyusul diresmikannya program kelas budaya industri hasil kerja sama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Toyota Astra Motor?dan Yayasan Toyota Astra, Jumat.

Peresmian "Program Kelas Budaya Industri" itu dihadiri langsung oleh Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono, Direktur Eksekutif KADIN Indonesia Rahardjo Djamtomo, Direktur Administration, Corporate dan External Affairs PT TMMIN Bob Azam, dan Direktur PT TAM Darmawan Widjaja, Wakil Bupati Pati Saiful Arifin, dan Kepala Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Saryadi Guyatno.

Menurut Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono di Pati, Jumat, peresmian "Program Kelas Budaya Industri" di SMK Tunas Harapan Pati ini merupakan komitmen dan keseriusan PT TMMIN dalam pengembangan pendidikan anak bangsa.

Program kelas budaya industri tersebut, merupakan inisiatif perdana yang dilaksanakan sebagai bagian upaya memperkaya keterampilan generasi muda lulusan SMK sehingga lebih mudah terserap dengan baik di dunia usaha.

Hal itu, lanjut dia, menjadi latar belakang dalam pembentukan program kelas budaya industri yang akan lebih mengasah pembentukan karakter dan budaya industri para lulusan SMK.

Apalagi, lanjut dia, tantangan dunia industri semakin kompetitif yang menuntut tersedianya SDM yang dapat beradaptasi dengan baik dalam aktivitas di lapangan kerja.

"Kami berusaha untuk mendukung geliat ekonomi Indonesia salah satunya melalui pembentukan kualifikasi tinggi lulusan vokasi melalui `kelas budaya industri` yang mana praktik-praktik di dalam industri diperkenalkan sejak dini," ujarnya.

Siswa yang mengikuti kelas budaya industri, diharapkan lebih siap mengaplikasikan keterampilan teknis dengan jenis pekerjaan yang akan ditangani di dunia industri.

Ia berharap program kerja sama tersebut bisa ditingkatkan kembali karena pelajar nantinya menjadi pilar industri untuk negeri ini.

Sebelumnya, lulusan SMK Tunas Harapan Pati juga ada yang diterima di Toyota Akademi sehingga kualitas lulusannya memang diperhitungkan.

Sebagai program perdana, Toyota Indonesia melalui YTA akan melakukan uji coba di 15 SMK yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Pemilihan belasan sekolah tersebut berdasarkan komitmen yang ditunjukkan oleh masing-masing SMK tersebut dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolahnya masing-masing.

Uji coba program tersebut akan dilakukan dalam dua tahun ajaran, mulai tahun ajaran 2018/2019 di kelas XI dan mulai tahun ajaran 2019/2020 seterusnya di kelas XII.

Hal pertama yang dilakukan adalah pelatihan dasar-dasar 5R, dasar-dasar sistem produksi toyota dan keselamatan kerja untuk seluruh kepala sekolah serta jajaran guru-guru untuk kemudian disosialisasikan kepada siswa-siswi mereka.

Pembelajaran yang akan diselenggarakan menggunakan kurikulum resmi kelas budaya industri yang merupakan perpaduan kurikulum nasional yang berlaku saat ini dan muatan budaya industri.

Kelas budaya industri dapat diterapkan di berbagai jurusan yang ada di sekolah, sedangkan tenaga pengajarnya sebanyak 68 guru dari 15 SMK yang dilatih YTA secara intensif dalam kurun waktu Januari-Juni 2018.

Sementara evaluasinya akan dilakukan secara berkala oleh Tim Evaluasi YTA untuk mengukur efektivitas pembelajaran terutama pembelajaran muatan budaya industri dalam menghasilkan perubahan perilaku siswa yang menjadi tolak ukur.

Kepala Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Saryadi Guyatno menyampaikan terima kasih kepada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang bersedia memberikan dukungan kepada dunia pendidikan, khususnya terhadap 15 SMK di Tanah Air.

Hal itu, kata dia, menjadi salah satu bukti bahwa dunia usaha dan industri hadir di dunia pendidikan.

"Mereka tidak hanya sekadar menggunakan tenaga kerja, melainkan ada proses yang berjalan dalam menyiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja," ujarnya.

Ia berharap kolaborasi antara industri dengan sekolah bisa ditiru oleh industri lainnya karena masih banyak sekolah yang membutuhkan dukungan serupa.

Jumlah SMK di Tanah Air, kata dia, mencapai 13.900 sekolah dengan jumlah siswa mencapai 4,9 juta siswa.