Henry Cavill, yang telah berperan sebagai Superman dalam tiga film, berpisah dengan Warner Bros., seperti dilansir The Hollywood Reporter, Rabu (12/9).
Aktor Inggris itu, yang pertama kali mengenakan kostum warna biru berlogo "S" itu dalam "Man of Steel" pada 2013, dan kemudian kembali berakting dalam "Batman v Superman" pada 2016 dan "Justice League" yang tayang pada tahun lalu, dikabarkan akan menggantung jubah merahnya.
Warners berupaya membujuk Cavill, yang baru-baru ini bermain dalam 'Mission: Impossible - Fallout", untuk menjadi cameo Superman dalam "Shazam!", yang dibintangi Zachary Levi dan akan tayang perdana pada 5 April.
Namun negosiasi antara pihak Cavill dan Warners mengalami kegagalan, dan peluang akan penampilan Superman berikutnya telah tertutup.
Ini dikarenakan studio itu mengalihkan fokusnya kepada film Supergirl, yang akan menjadi kisah awal dengan menampilkan superhero remaja putri. Langkah itu secara efektif menghilangkan era Cavill dari plot cerita Supergirl mengingat Superman alias Kal-El masih berusia balita, menurut kisahnya dalam komik DC.
Lebih lanjut, Warner kemungkinan tidak akan memproduksi film Superman solo lainnya selama beberapa tahun mendatang, menurut salah seorang narasumber.
"Superman seperti James Bond, dan setelah membuat beberapa seri film Anda harus mencari aktor baru," ujar narasumber tersebut.
Dengan demikian Cavill akan bergabung dengan Ben Affleck yang sama-sama tidak berpeluang untuk kembali bermain dalam film berdiri-sendiri, Batman garapan Matt Reeves, mengingat peran Affleck sebagai pahlawan berjubah kelelawar itu kemungkinan akan digantikan.
"Hubungan dan penghargaan luar biasa kami terhadap Henry Cavill tetap tak akan berubah. Selain itu, kami tidak membuat keputusan terbaru terkait dengan film Superman mendatang," kata pernyataan dari juru bicara Warner Bros. setelah kabar mundurnya Cavill beredar.
Seorang narasumber dari Warner mengatakan kontrak Cavill terkait "Shazam!" mengalami kegagalan akibat jadwal yang bentrok. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Cavill baru-baru ini siap membintangi seri "The Witcher" dari Netflix. Namun narasumber lainnya menyinggung bahwa kontrak "Witcher" muncul setelah kegagalan kontrak Warner, seraya menunjukkan adanya perubahan dalam strategi Warner.
"Ada pengakuan bahwa beberapa bagian dari film sebelumnya tidak berhasil," ujar salah seorang narasumber. Sumber lainnya menyebut Warner berupaya "mereset" DC universe, dengan mengarahkan semesta itu perlahan-lahan ke arah lainnya.
Kendati Ben Affleck dan Henry Cavill tidak lagi bermain, sejumlah aktor/aktris lainnya yang bermain bersama mereka dalam "Justice League" tetap terus membintangi film-film superhero DC.
Gal Gadot akan kembali bermain dalam "Wonder Woman 1984" yang bakal tayang perdana pada November 2019. Sedangkan Jason Momoa siap beraksi sebagai Aquaman yang filmnya akan rilis pada Desember tahun ini. Ezra Miller tetap akan bermain dalam "Flash", yang syutingnya bakal dimulai pada awal 2019.
CEO Warner Bros. Kevin Tsujihara dan pimpinan Warner Bros Pictures Group Toby Emmerich berupaya menggairahkan kembali DC Universe, yang masih menempati posisi kedua di bawah Marvel Universe dalam hal box office dan pujian kritikus.
Enam tahun lalu, saat "The Dark Knight Rises" mengakhiri trilogi "Batman" karya Christopher Nolan, tim superhero DC masih memiliki daya tarik. Namun sekarang, hanya spinoff "Wonder Woman" karya Patty Jenkins yang dianggap menjanjikan dari seri superhero DC tersebut.
Hal yang Warner tidak lakukan adalah menyapu bersih peluang itu dalam satu langkah, sesuatu yang dalam waktu dekat mustahil diwujudkan mengingat perencanaan untuk memproduksi film-film ini selama bertahun-tahun.
CEO WarnerMedia baru John Stankey saat diwawancarai dalam konferensi investor menyebut "salut kepada Kevin dan Toby bersama timnya. Beberapa seri kami, terutama film-film DC, kami semua berpikir bisa mengerjakannya lebih baik."