Pemprov Jateng teken kerja sama kembangan Borobudur
Kamis, 25 Oktober 2018 16:05 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman beberapa pihak dalam pengembangan Objek Wisata Candi Borobudur. (Foto: Dok. Humas Pemprov Jateng)
Semarang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng para pengusaha dalam mengembangkan objek wisata Candi Borobudur yang menjadi salah satu dari sepuluh destinasi wisata nasional yang menjadi prioritas.
Pelibatan para pengusaha dalam pengembangan objek wisata Candi Borobudur tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Eko Subowo, di Semarang, Kamis.
Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan pendidikan vokasi kepariwisataan, serta pendukung kepariwisataan kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang dan sekitarnya.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut antara lain dilakukan oleh Direktur Utama Badan Otorita Pengelola Kawasan Borobudur Indah Juanita, Palwoto selaku Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Investasi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, serta Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Heru Isnawan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan jajarannya tersebut sebagai tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Bali-Bali baru di Indonesia.
"Kami optimistis kawasan Borobudur akan terus tumbuh dan menjadi bagian dari magnet yang dapat menyedot wisatawan," katanya.
Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan jika penataan objek wisata Candi Borobudur saat ini sudah berjalan, namun pihaknya ingin agar hal tersebut bisa lebih baik.
"Makanya penandatanganan 'MoU' dengan kita pihak ketiga ini sangat penting agar dalam menata, menjual, dan melakukan apa pun di kawasan itu bisa lebih lengkap dan komprehensif," ujarnya.
Selain itu, penandatanganan nota kesepahaman tersebut diharapkan juga dapat segera ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama dengan melibatkan masyarakat dan memperhatikan tata ruang yang baik.
"Harapannya, setelah nanti berjalan mudah-mudahan semua bisa mendapatkan nilai tambah dari penataan kawasan di Borobudur itu," katanya.
Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Eko Subowo menambahkan ini langkah yang baik mengingat Objek Wisata Candi Borobudur merupakan satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional.
"Dari 10 destinasi pariwisata prioritas, ada tiga wilayah yang menjadi perhatian serius, yakni Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika sehingga saya berharap penandatanganan 'MoU' ini disusul perjanjian kerja sama yang lebih kongkret," ujarnya. (LHP)
Pelibatan para pengusaha dalam pengembangan objek wisata Candi Borobudur tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Eko Subowo, di Semarang, Kamis.
Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan pendidikan vokasi kepariwisataan, serta pendukung kepariwisataan kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang dan sekitarnya.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut antara lain dilakukan oleh Direktur Utama Badan Otorita Pengelola Kawasan Borobudur Indah Juanita, Palwoto selaku Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Investasi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, serta Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Heru Isnawan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan jajarannya tersebut sebagai tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Bali-Bali baru di Indonesia.
"Kami optimistis kawasan Borobudur akan terus tumbuh dan menjadi bagian dari magnet yang dapat menyedot wisatawan," katanya.
Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan jika penataan objek wisata Candi Borobudur saat ini sudah berjalan, namun pihaknya ingin agar hal tersebut bisa lebih baik.
"Makanya penandatanganan 'MoU' dengan kita pihak ketiga ini sangat penting agar dalam menata, menjual, dan melakukan apa pun di kawasan itu bisa lebih lengkap dan komprehensif," ujarnya.
Selain itu, penandatanganan nota kesepahaman tersebut diharapkan juga dapat segera ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama dengan melibatkan masyarakat dan memperhatikan tata ruang yang baik.
"Harapannya, setelah nanti berjalan mudah-mudahan semua bisa mendapatkan nilai tambah dari penataan kawasan di Borobudur itu," katanya.
Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Eko Subowo menambahkan ini langkah yang baik mengingat Objek Wisata Candi Borobudur merupakan satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional.
"Dari 10 destinasi pariwisata prioritas, ada tiga wilayah yang menjadi perhatian serius, yakni Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika sehingga saya berharap penandatanganan 'MoU' ini disusul perjanjian kerja sama yang lebih kongkret," ujarnya. (LHP)
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024