Karyawan Google mogok kerja, protes pelecehan seksual
Sabtu, 3 November 2018 7:16 WIB
ALPHABET-RESULTS FILE PHOTO: A Google sign is seen during the WAIC (World Artificial Intelligence Conference) in Shanghai, China, September 17, 2018. (REUTERS/Aly Song/File Photo)
Jakarta (Antaranews Jateng) - Ratusan karyawan Google dan kontraktor di Asia berunjuk rasa memprotes kasus rasis, kekerasan seksual, dan seksisme di lingkungan kerja mereka.
Pengunjuk rasa mendesak Google mengubah sistem perekrutan pegawai agar kasus itu bisa diproses secara adil.
CEO Google Sundar Pichai dalam keterangan tertulis seperti disiarkan oleh Reuters menyatakan karyawan mengemukakan ide yang konstruktif dan perusahaan pun mengambil semua masukan mereka agar bisa diubah menjadi aksi nayata.
Demonstrasi ini menyusul laporan The New York Times yang menyatakan Google memberi kompensasi bagi Andy Rubin sebesar 90 juta dolar setelah dia dituduh melakukan kekerasan seksual.
Rubin membantah tuduhan tersebut dan menyebut kompensasi tersebut terlalu dibesar-besarkan. Google tidak berkomentar atas laporan tersebut.
Sejumlah pegawai Google di media sosial menyatakan mengenai aksi walkout dan berencana melakukan aksi di tempat publik.
Bagi para demonstran, eksekutif di Google sama seperti pemimpin di perusahaan lain yang terdampak gerakan antikekerasan seksual #metoo, yaitu berjalan lambat ketika merespons isu yang melibatkan pejabat struktural.
Mereka meminta Google menyiarkan secara publik data statistik kekerasan seksual dan menghentikan arbitrasi dalam kasus kekerasan.
Pengunjuk rasa mendesak Google mengubah sistem perekrutan pegawai agar kasus itu bisa diproses secara adil.
CEO Google Sundar Pichai dalam keterangan tertulis seperti disiarkan oleh Reuters menyatakan karyawan mengemukakan ide yang konstruktif dan perusahaan pun mengambil semua masukan mereka agar bisa diubah menjadi aksi nayata.
Demonstrasi ini menyusul laporan The New York Times yang menyatakan Google memberi kompensasi bagi Andy Rubin sebesar 90 juta dolar setelah dia dituduh melakukan kekerasan seksual.
Rubin membantah tuduhan tersebut dan menyebut kompensasi tersebut terlalu dibesar-besarkan. Google tidak berkomentar atas laporan tersebut.
Sejumlah pegawai Google di media sosial menyatakan mengenai aksi walkout dan berencana melakukan aksi di tempat publik.
Bagi para demonstran, eksekutif di Google sama seperti pemimpin di perusahaan lain yang terdampak gerakan antikekerasan seksual #metoo, yaitu berjalan lambat ketika merespons isu yang melibatkan pejabat struktural.
Mereka meminta Google menyiarkan secara publik data statistik kekerasan seksual dan menghentikan arbitrasi dalam kasus kekerasan.
Pewarta : ANTARANEWS
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Piala AFF, Shin Tae-yong janji kerja keras untuk hasil maksimal lawan Filipina
20 December 2024 20:00 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
vivo Y36 series resmi meluncur di pasar Indonesia dengan membawa desain "Dynamic Glass"
26 May 2023 8:52 WIB, 2023