Partai puncak yang mempertemukan Boca Junior dan River Plate, dua klub musuh kebuyutan yang sama-sama berasal dari Argentina itu, terpaksa ditunda pada November lalu gara-gara serangan yang dilakukan oleh pendukung River Plate terhadap bus yang ditumpangi tim Boca.
Untuk menghindari kerusuhan lanjutan, akhirnya disepakati untuk menggelar pertandingan final putaran kedua tersebut di Santiago Barnebau, markas klub Real Madrid, Spanyol.
Tevez, mantan pemain nasional Argentina berusia 32 tahun itu kepada BBC World Service Sport mengatakan: "Saya kira adalah hal yang memalukan terhadap masyarakat, bukan terhadap pemain".
"Mereka telah merampas impian kami bermain di final di negara kami sendiri," kata mantan bintang Manchester United itu.
Beberapa pemain Boca mengalami cedera akibat pecahan kaca jendela mobil dalam serangan saat mereka dalam perjalanan menuju Stadion River Plate. Mereka juga terkena dampak gas air mata yang digunakan polisi untuk membubarkan massa yang beringas.
Partai final tersebut disebut-sebut sebagai yang terbesar sepanjang 127 tahun sejarah sepak bola Argentina dan pada pertemuan pertama, kedua klub bermain imbang 2-2.
"Pertandingan nanti penting karena masih partai final dan juga langka karena dimana pun dimainkan, tetap sebagai final Copa Libertadores," kata Tevez yang juga pernah membela Manchester City dan Juventus.
Baca juga: Final Copa Libertadores diputuskan digelar di markas Real Madrid
Baca juga: Final Copa Libertadores dipindah di luar Argentina pada Desember