Temanggung (Antaranews Jateng) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengembangkan kebun sumber entres (mata okulasi) kopi robusta untuk mendukung penyediaan benih unggul tanaman kopi.

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Untung Prabowo di Temanggung, Sabtu, mengatakan dalam dua tahun terakhir menambah jumlah klon kopi robusta di kebun entres dari semula tiga klon, kini menjadi enam klon yang telah disertifikasi. 

Kebun entres merupakan kebun penghasil bahan sambung tanaman kopi (entres) yang akan digunakan sebagai batang atas dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. Di kebun entres ditanam klon-klon unggul tanaman kopi guna meningkatkan produksi.

Selain untuk bahan sambung, entres juga bisa digunakan untuk pembuatan stek berakar yang nantinya bisa ditanam di lahan tanpa harus dilakukan penyambungan.

 Ia mengatakan kebun sumber entres kopi robusta tersebut berada di Kebun Dinas Desa Medari Kecamatan Ngadirejo dengan luas 1,4 hektare.

"Kebun itu sudah ditetapkan, sudah keluar SK Menteri Pertanian sehingga kalau masyarakat membeli entres di situ secara administrasi dan asal usul bisa dipertanggungjawabkan bahwa itu klon unggul," katanya.

Syarat kebun sumber entres antara lain usia tanaman minimal tiga tahun dan tidak dibuahkan.

 Ia menyebutkan kebun sumber entres Medari memiliki sekitar 6.800 tanaman kopi robusta, terdiri atas enam klon, yakni BP 936, BP 939, BP 358, SA 237, BP 409, BP 534. Setiap klon mempunyai keunggulan masing-masing.

Ia menjelaskan perbanyakan tanaman kopi robusta menggunakan cara vegetatif, bukan dengan biji. Hal ini disebabkan sifat tanaman kopi robusta melakukan penyerbukan silang.

 "Dengan perbanyakan secara vegetatif maka diharapkan hasilnya akan sama dengan indukan. Hal ini berbeda dengan tanaman kopi arabika yang melakukan penyerbukan sendiri sehingga perbanyakannya dapat dilakukan secara generatif yaitu dengan menggunakan biji," katanya.

Menurut dia kebun sumber entres Medari selama ini baru bisa mencukupi kebutuhan kegiatan perkebunan di Temanggung, padahal sebenarnya permintaan dari luar daerah cukup banyak, namun belum bisa terpenuhi.

"Produktivitas kopi selama ini masih rendah, salah satunya karena menggunakan benih yang tidak diketahui asal-usulnya. Melalui kebun sumber entres ini masyarakat bisa mendapatkan benih kopi unggul sesuai anjuran," katanya.