Surabaya (ANTARA) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut Indonesia mempunyai peluang besar untuk ekspor mobil ke Australia karena negara tersebut tidak memiliki pabrik atau tempat produksi mobil.

"Indonesia secara geografis adalah negara terdekat dengan Australia dan memiliki pabrik atau tempat produksi mobil," kata Ketua Umum Gaikindo, Yohanes Nangoi di Surabaya, Jumat.

Yohanes yang hadir di Surabaya untuk mengikuti seri pameran Gaikindo itu mengatakan selama ini kebutuhan kendaraan Australia dipenuhi oleh Jepang, Thailand, dan Korea Selatan melewati langit dan laut Indonesia.

"Hal ini sebenarnya tidak boleh terjadi apabila Indonesia bisa menangkap peluang tersebut, sebab pengirimannya kalau dari Indonesia juga lebih cepat," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan data Gaikindo kebutuhan kendaraan di Australia mencapai 1,2 juta per tahun, dan selama ini dipenuhi negara lain, sedangkan Indonesia sama sekali belum ikut serta membidik pasar Australia.

Yohanes mengatakan ada beberapa hambatan mengapa Indonesia sampai kini belum bisa ikut dalam memenuhi pasar mobil di Australia, seperti jenis dan kondisi kendaraan yang dibutuhkan warga Australia, serta aturan main antarkedua pemerintahan.

Oleh karena itu, kata Yohanes, Gaikindo mendorong agar pemerintah Indonesia bisa membuat aturan main bersama dengan pemerintah Australia.

"Kemarin sudah ada kesepakatan, dan Kementerian Perdagangan sudah tanda tangan dengan pemerintah Australia. Saat ini tinggal mengarahkan produksi dalam negeri ke sana," tuturnya.

Namun demikian, Yohanes menyebut, Indonesia sangat jago membuat mobil jenis MPV, sedangkan Australia tidak suka dengan mobil jenis tersebut, dan pasar mereka adalah double cabin dan SUV atau jenis sedan.

"Kami juga sedang mendorong agar produksi mobil dalam negeri bisa bervariasi, dengan tetap melalui perizinan pemerintah. Tujuannya, tidak hanya membidik pasar Australia, namun bisa memenuhi pasar internasional," katanya.