KAI Purwokerto intensifkan pengamanan jalur rawan bencana
Rabu, 24 April 2019 16:27 WIB
Underpass Jenderal Soedirman, Purwokerto, yang beroperasi sejak awal tahun 2019 berfungsi untuk menggantikan perlintasan sebidang di Jalan Jenderal Soedirman sebelah barat Stasiun Purwokerto. (Foto: Sumarwoto)
Purwokerto (ANTARA) - Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto mengintensifkan pengamanan jalur rawan bencana seiring dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dalam beberapa hari terakhir, kata Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Supriyanto.
"Sesuai dengan instruksi Direktur Utama PT KAI (Persero), pengamanan jalur rawan bencana tersebut terus kami tingkatkan. Apalagi dalam waktu dekat, kami akan menggelar operasi Angkutan Lebaran 2019," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan hasil identifikasi, kondisi sebagian wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto merupakan daerah berbukit dan banyak terdapat sungai di sepanjang jalur rel kereta api sehingga rawan terjadi banjir dan longsor.
Menurut dia, titik rawan banjir tersebut berada di petak jalur Stasiun Linggapura-Stasiun Bumiayu, Stasiun Bumiayu-Stasiun Kretek, serta sungai-sungai di sepanjang jalur rel kereta api.
Sementara titik rawan longsor berada di petak jalur Stasiun Kawunganten-Stasiun Jeruklegi, Stasiun Jeruklegi-Stasiun Lebeng, Stasiun Tambak-Stasiun Ijo, Stasiun Prupuk-Stasiun Songgom, Stasiun Slawi-Stasiun Prupuk, Stasiun Prupuk-Stasiun Linggapura, dan Stasiun Linggapura-Stasiun Bumiayu.
Selain itu, terdapat pula jalur rawan amblesan karena kondisi tanahnya labil, yakni di petak jalur Stasiun Banjar-Stasiun Langen, Jawa Barat.
Terkait dengan hal itu, Supriyanto mengatakan PT KAI Daop 5 Purwokerto terus memantau dan mengecek daerah-daerah rawan bencana tersebut secara rutin dengan mengintensifkan petugas pemeriksa jalur rel kereta api serta menempatkan petugas pemantau.
"Kami telah menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) beserta tim `flying gank` (unit reaksi cepat) yang ditempatkan di 20 lokasi yang telah ditentukan dan mudah terjangkau," katanya.
Disinggung mengenai perlintasan sebidang, dia mengatakan secara umum jumlah perlintasan sebidang di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto telah berkurang.
Khusus untuk jalur rel Purwokerto-Kroya, kata dia, jumlah perlintasan sebidang berkurang dua titik seiring dengan telah selesainya pembangunan "underpass" di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, dan "overpass" di ruas jalan Patikraja-Kebasen, Kabupaten Banyumas.
"Berdasarkan data, di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto hingga saat ini terdapat 283 perlintasan sebidang, 18 'overpass', dan 52 'underpass' yang tersebar di Kabupaten Banyumas, Brebes, Tegal, Cilacap, Ciamis, Kebumen, dan Purworejo," katanya.
Ia mengatakan dari 283 perlintasan sebidang yang ada, sebanyak 111 titik di antaranya merupakan perlintasan sebidang yang dijaga, baik oleh PT KAI sebanyak 70 titik, pemerintah daerah sebanyak 35 titik, swasta sebanyak lima titik, dan tidak berizin sebanyak satu titik.
Menurut dia, perlintasan sebidang yang tidak berizin namun dijaga tersebut berada di Kabupaten Purworejo.
"Sementara dari 172 perlintasan sebidang yang tidak dijaga, paling banyak berada di Kabupaten Cilacap karena mencapai 50 titik, disusul Tegal sebanyak 38 titik, Purworejo sebanyak 30 titik, Banyumas dan Kebumen masing-masing sebanyak 25 titik, serta Brebes dan Ciamis masing-masing dua titik," katanya.
Ia mengimbau pengguna kendaraan khususnya pengendara sepeda motor untuk berhati-hati saat melintas di perlintasan sebidang kereta api terutama saat hujan karena kondisinya licin.
"Jangan tergesa-gesa saat melintasi perlintasan sebidang kereta api, pastikan dalam kondisi aman," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 207 tentang Perkeretaapian dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, perjalanan kereta api mendapat prioritas di jalur yang bersinggungan dengan jalan raya, sehingga diperlukan kerja sama dengan seluruh pihak untuk mewujudkan keselamatan bersama.
Saat melakukan inspeksi kesiapan masa Angkutan Lebaran 2019 di Stasiun Purwokerto, Selasa (23/4), Direktur Utama PT KAI (Persero) Edi Sukmoro mengatakan sesuai dengan pesan dari Direktur Jenderal Perkeretaapian, pihaknya harus tetap waspada karena kondisi cuaca sampai sekarang masih belum menentu sehingga rawan longsor, rawan banjir, dan rawan anjlok.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan meningkatkan penjagaan titik-titik perlintasan yang dinilai berbahaya dan di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto cukup banyak perlintasan.
"Semua jalur yang kami lewati, dicatat, lalu minta penjelasan dari masing-masing Kadaop mana yang dianggap rawan, kemudian apa yang harus kita lakukan. Yang pasti kita meletakkan petugas di situ untuk mengawasi," jelasnya.
"Sesuai dengan instruksi Direktur Utama PT KAI (Persero), pengamanan jalur rawan bencana tersebut terus kami tingkatkan. Apalagi dalam waktu dekat, kami akan menggelar operasi Angkutan Lebaran 2019," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan hasil identifikasi, kondisi sebagian wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto merupakan daerah berbukit dan banyak terdapat sungai di sepanjang jalur rel kereta api sehingga rawan terjadi banjir dan longsor.
Menurut dia, titik rawan banjir tersebut berada di petak jalur Stasiun Linggapura-Stasiun Bumiayu, Stasiun Bumiayu-Stasiun Kretek, serta sungai-sungai di sepanjang jalur rel kereta api.
Sementara titik rawan longsor berada di petak jalur Stasiun Kawunganten-Stasiun Jeruklegi, Stasiun Jeruklegi-Stasiun Lebeng, Stasiun Tambak-Stasiun Ijo, Stasiun Prupuk-Stasiun Songgom, Stasiun Slawi-Stasiun Prupuk, Stasiun Prupuk-Stasiun Linggapura, dan Stasiun Linggapura-Stasiun Bumiayu.
Selain itu, terdapat pula jalur rawan amblesan karena kondisi tanahnya labil, yakni di petak jalur Stasiun Banjar-Stasiun Langen, Jawa Barat.
Terkait dengan hal itu, Supriyanto mengatakan PT KAI Daop 5 Purwokerto terus memantau dan mengecek daerah-daerah rawan bencana tersebut secara rutin dengan mengintensifkan petugas pemeriksa jalur rel kereta api serta menempatkan petugas pemantau.
"Kami telah menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) beserta tim `flying gank` (unit reaksi cepat) yang ditempatkan di 20 lokasi yang telah ditentukan dan mudah terjangkau," katanya.
Disinggung mengenai perlintasan sebidang, dia mengatakan secara umum jumlah perlintasan sebidang di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto telah berkurang.
Khusus untuk jalur rel Purwokerto-Kroya, kata dia, jumlah perlintasan sebidang berkurang dua titik seiring dengan telah selesainya pembangunan "underpass" di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, dan "overpass" di ruas jalan Patikraja-Kebasen, Kabupaten Banyumas.
"Berdasarkan data, di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto hingga saat ini terdapat 283 perlintasan sebidang, 18 'overpass', dan 52 'underpass' yang tersebar di Kabupaten Banyumas, Brebes, Tegal, Cilacap, Ciamis, Kebumen, dan Purworejo," katanya.
Ia mengatakan dari 283 perlintasan sebidang yang ada, sebanyak 111 titik di antaranya merupakan perlintasan sebidang yang dijaga, baik oleh PT KAI sebanyak 70 titik, pemerintah daerah sebanyak 35 titik, swasta sebanyak lima titik, dan tidak berizin sebanyak satu titik.
Menurut dia, perlintasan sebidang yang tidak berizin namun dijaga tersebut berada di Kabupaten Purworejo.
"Sementara dari 172 perlintasan sebidang yang tidak dijaga, paling banyak berada di Kabupaten Cilacap karena mencapai 50 titik, disusul Tegal sebanyak 38 titik, Purworejo sebanyak 30 titik, Banyumas dan Kebumen masing-masing sebanyak 25 titik, serta Brebes dan Ciamis masing-masing dua titik," katanya.
Ia mengimbau pengguna kendaraan khususnya pengendara sepeda motor untuk berhati-hati saat melintas di perlintasan sebidang kereta api terutama saat hujan karena kondisinya licin.
"Jangan tergesa-gesa saat melintasi perlintasan sebidang kereta api, pastikan dalam kondisi aman," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 207 tentang Perkeretaapian dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, perjalanan kereta api mendapat prioritas di jalur yang bersinggungan dengan jalan raya, sehingga diperlukan kerja sama dengan seluruh pihak untuk mewujudkan keselamatan bersama.
Saat melakukan inspeksi kesiapan masa Angkutan Lebaran 2019 di Stasiun Purwokerto, Selasa (23/4), Direktur Utama PT KAI (Persero) Edi Sukmoro mengatakan sesuai dengan pesan dari Direktur Jenderal Perkeretaapian, pihaknya harus tetap waspada karena kondisi cuaca sampai sekarang masih belum menentu sehingga rawan longsor, rawan banjir, dan rawan anjlok.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan meningkatkan penjagaan titik-titik perlintasan yang dinilai berbahaya dan di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto cukup banyak perlintasan.
"Semua jalur yang kami lewati, dicatat, lalu minta penjelasan dari masing-masing Kadaop mana yang dianggap rawan, kemudian apa yang harus kita lakukan. Yang pasti kita meletakkan petugas di situ untuk mengawasi," jelasnya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024