IOC rekomendasikan tinju Olimpiade Tokyo 2020
Kamis, 23 Mei 2019 6:13 WIB
Web. Logo Olimpiade Tokyo 2020 (Tokyo2020.org)
Jakarta (ANTARA) - Cabang tinju bisa tetap dipertandingkan di Olimpiade 2020 Tokyo asalkan tidak diselenggarakan oleh AIBA (organisasi tinju amatir internasional) itu karena keberadaan mereka harus ditangguhkan, demikian rekomendasi yang dikeluarkan Komite Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne, Swiss, Rabu.
Rekomendasi IOC tersebut dikeluarkan menyusul penyelidikan terkait masalah keuangan dan organisasi dalam tubuh federasi olahraga yang bermasalah selama bertahun-tahun.
Seperti dikutip Reuters, IOC akan membentuk gugus tugas sebagai penyelenggara pertandingan tinju, termasuk babak kualifikasi yang akan digelar antara Januari sampai Mei 2020 mendatang.
Baca juga: AIBA sahkan petinju profesional untuk tampil di Olimpiade
AIBA sebelumnya menegaskan bahwa mereka telah menjalankan program reformasi besar-besaran dalam 18 bulan terakhir dan telah melakukan setiap yang diminta.
Tapi IOC berpendapat lain dan menegaskan bahwa apa yang telah dilakukan oleh AIBA tidak memuaskan.
"Keputusan yang diambil hari ini adalah demi untuk kepentingan atlet dan olahraga tinju itu sendiri. Kami ingin memastikan bahwa atlet bisa mengejar impian mereka dan berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020," demikian disampaikan Presiden IOC Thomas Bach kepada wartawan.
"Pada saat yang bersamaan, kami menawarkan solusi untuk mencabut sanksi, tapi diperlukan perubahan yang lebih fundamental," katanya.
Rekomendasi IOC tersebut akan dibicarakan dalam sesi sidang penuh di Lausanne pada Juni mendatang. Menurut IOC, status AIBA akan ditinjau ulang seusai Olimpiade Tokyo 2020.
Dalam laporan 30 halaman, IOC menyatakan bahwa AIBA tidak bisa memperlihatkan manajemen yang transparan soal penjurian dan proses pengambilan keputusan perwasitan, sehingga mengurangi kepercayaan atlet yang membutuhkan kompetisi yang adil.
Penangguhan tersebut akan membuat AIBA terpukul karena akan kehilangan sumber keuangan dan dipastikan mengganggu roda organisasi cabang olahraga yang sudah menggelar kompetisi tinju Olimpiade selama 73 tahun.
Presiden AIBA Gafur Rahimov suspended mengundurkan diri dari jabatannya sejak Maret lalu setelah mendapat sanksi dari Departemen Keuangan AS karena dituduh memberikan bantuan keuangan kepada organisasi kriminal. Tapi Rahimov yang berasal dari Uzbekistan itu membantah seluruh tuduhan yang ditujukan kepadanya.
Menurut IOC, total kuota untuk cabang tinju di Olimpiade Tokyo 2020 tetap 286 orang untuk delapan kelas kategori putra dan lima kelas putri.
Baca juga: AIBA ingin kelas tinju putri ditambah di Olimpiade
Baca juga: IOC puji persiapan Tokyo sebagai contoh panitia Olimpiade yang "tekun"
Baca juga: Presiden IOC bayangkan Olimpiade digelar di Asia Tenggara
Rekomendasi IOC tersebut dikeluarkan menyusul penyelidikan terkait masalah keuangan dan organisasi dalam tubuh federasi olahraga yang bermasalah selama bertahun-tahun.
Seperti dikutip Reuters, IOC akan membentuk gugus tugas sebagai penyelenggara pertandingan tinju, termasuk babak kualifikasi yang akan digelar antara Januari sampai Mei 2020 mendatang.
Baca juga: AIBA sahkan petinju profesional untuk tampil di Olimpiade
AIBA sebelumnya menegaskan bahwa mereka telah menjalankan program reformasi besar-besaran dalam 18 bulan terakhir dan telah melakukan setiap yang diminta.
Tapi IOC berpendapat lain dan menegaskan bahwa apa yang telah dilakukan oleh AIBA tidak memuaskan.
"Keputusan yang diambil hari ini adalah demi untuk kepentingan atlet dan olahraga tinju itu sendiri. Kami ingin memastikan bahwa atlet bisa mengejar impian mereka dan berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020," demikian disampaikan Presiden IOC Thomas Bach kepada wartawan.
"Pada saat yang bersamaan, kami menawarkan solusi untuk mencabut sanksi, tapi diperlukan perubahan yang lebih fundamental," katanya.
Rekomendasi IOC tersebut akan dibicarakan dalam sesi sidang penuh di Lausanne pada Juni mendatang. Menurut IOC, status AIBA akan ditinjau ulang seusai Olimpiade Tokyo 2020.
Dalam laporan 30 halaman, IOC menyatakan bahwa AIBA tidak bisa memperlihatkan manajemen yang transparan soal penjurian dan proses pengambilan keputusan perwasitan, sehingga mengurangi kepercayaan atlet yang membutuhkan kompetisi yang adil.
Penangguhan tersebut akan membuat AIBA terpukul karena akan kehilangan sumber keuangan dan dipastikan mengganggu roda organisasi cabang olahraga yang sudah menggelar kompetisi tinju Olimpiade selama 73 tahun.
Presiden AIBA Gafur Rahimov suspended mengundurkan diri dari jabatannya sejak Maret lalu setelah mendapat sanksi dari Departemen Keuangan AS karena dituduh memberikan bantuan keuangan kepada organisasi kriminal. Tapi Rahimov yang berasal dari Uzbekistan itu membantah seluruh tuduhan yang ditujukan kepadanya.
Menurut IOC, total kuota untuk cabang tinju di Olimpiade Tokyo 2020 tetap 286 orang untuk delapan kelas kategori putra dan lima kelas putri.
Baca juga: AIBA ingin kelas tinju putri ditambah di Olimpiade
Baca juga: IOC puji persiapan Tokyo sebagai contoh panitia Olimpiade yang "tekun"
Baca juga: Presiden IOC bayangkan Olimpiade digelar di Asia Tenggara
Pewarta : Atman Ahdiat
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Ungguli capaian 2020, Skor penilaian GCG Semen Gresik terkualifikasi sangat baik
01 March 2022 17:14 WIB, 2022
Indonesia takluk 0-4 dari Thailand di leg pertama final Piala AFF 2020
29 December 2021 21:55 WIB, 2021
Terpopuler - Tinju
Lihat Juga
Suwardi siap pertahankan gelar juara kelas terbang One Pride MMA 72
07 September 2023 13:35 WIB, 2023