PGSI ajak anak panti asuhan muslim dan Nasrani makan bersama
Sabtu, 1 Juni 2019 3:40 WIB
Pengurus Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jawa Tengah berfoto bersama anak-anak panti asuhan. (Foto: Wisnu Adhi)
Semarang (ANTARA) - Pengurus Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jawa Tengah mengajak puluhan anak dari panti asuhan beragama Islam dan Nasrani untuk makan bersama di Hotel Aston Inn Semarang, Jumat petang.
Setelah bersama-sama menyantap berbagai jenis masakan dan minuman yang disajikan, anak-anak mendapat santunan dan mengikuti beberapa permainan serta hiburan dengan riang gembira tanpa memandang latar belakang.
Ketua PGSI Jateng Andreas Budi Wirohardjo menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk berbagi kebahagian sekaligus mengajak anak-anak mengenal arti keberagaman dan kebersamaan sejak dini.
"Dengan mengajak anak-anak dari panti asuhan muslim dan Nasrani, kami mengenalkan arti toleransi. Adik-adik yang muslim berbuka puasa, adik-adik yang Nasrani merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih," katanya.
Sebagai sesama umat manusia ciptaan Tuhan, lanjut dia, tidak pernah bisa memilih mau lahir dari siapa, kapan, dan di mana.
Selain itu, pengurus PGSI Jateng juga ingin mengenalkan olahraga gulat yang dirasa cukup asing di telinga anak-anak.
"Olahraga gulat adalah olahraga yang aman karena melatih semua sendi tubuh dan dalam pelaksanaannya ada peraturan dimana pegulat tidak boleh mencederai lawannya," ujarnya.
Kepala Bidang Organisasi KONI Jawa Tengah Bambang Rahardjo Munadjat mengapresiasi kegiatan tahunan yang dilakukan pengurus PGSI Jateng ini, terutama dalam hal berbagi dengan sesama.
"Tidak semua pengurus cabang olahraga mau melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan PGSI Jateng," katanya.
Setelah bersama-sama menyantap berbagai jenis masakan dan minuman yang disajikan, anak-anak mendapat santunan dan mengikuti beberapa permainan serta hiburan dengan riang gembira tanpa memandang latar belakang.
Ketua PGSI Jateng Andreas Budi Wirohardjo menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk berbagi kebahagian sekaligus mengajak anak-anak mengenal arti keberagaman dan kebersamaan sejak dini.
"Dengan mengajak anak-anak dari panti asuhan muslim dan Nasrani, kami mengenalkan arti toleransi. Adik-adik yang muslim berbuka puasa, adik-adik yang Nasrani merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih," katanya.
Sebagai sesama umat manusia ciptaan Tuhan, lanjut dia, tidak pernah bisa memilih mau lahir dari siapa, kapan, dan di mana.
Selain itu, pengurus PGSI Jateng juga ingin mengenalkan olahraga gulat yang dirasa cukup asing di telinga anak-anak.
"Olahraga gulat adalah olahraga yang aman karena melatih semua sendi tubuh dan dalam pelaksanaannya ada peraturan dimana pegulat tidak boleh mencederai lawannya," ujarnya.
Kepala Bidang Organisasi KONI Jawa Tengah Bambang Rahardjo Munadjat mengapresiasi kegiatan tahunan yang dilakukan pengurus PGSI Jateng ini, terutama dalam hal berbagi dengan sesama.
"Tidak semua pengurus cabang olahraga mau melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan PGSI Jateng," katanya.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kemenkumham Jateng dampingi pemeriksaan indikasi geografis Kopi Arabika Java Semarang
16 December 2024 7:30 WIB