Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menetap sedikit di atas 1.400 dolar AS per ounce untuk pertama kalinya sejak 2013 pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kebijakan moneter yang lebih longgar dari Federal Reserve (Fed) dan bank-bank sentral lainnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 3,2 dolar AS atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada 1.400,1 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, harga emas berjangka melonjak 3,57 persen atau 48,1 dolar AS menjadi ditutup pada 1.396,9 dolar AS per ounce. Ini merupakan tingkat tertinggi sejak September 2013, sebagian besar karena keputusan The Fed mempertahankan suku bunga acuannya.

The Fed mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah dalam pernyataannya pada Rabu (19/6/2019). Namun, para pejabat juga mengatakan bahwa selama enam minggu terakhir, "ketidakpastian" telah meningkat tentang prospek dan mereka bergeser dari sikap "sabar" sebelumnya.

Logam mulia juga didorong oleh greenback yang lebih lemah. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,37 persen menjadi 96,27 pada pukul 17.30 GMT, sesaat menjelang penyelesaian perdagangan emas.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 20,2 sen atau 1,3 persen, menjadi menetap di 15,29 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 5,4 dolar AS atau 0,67 persen, menjadi ditutup pada 811 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga Emas Selasa Naik Tajam Akibat Dolar AS Melemah
Baca juga: Harga Emas Turun Rabu Tertekan Penguatan dolar AS