Hal itu sudah jelas terbukti dengan keberhasilan Mesir memastikan satu tempat ke babak 16 besar usai mengalahkan Republik Demokratik Kongo 2-0 dalam laga kedua Grup A di Stadion Internasional Kairo, Kamis pagi WIB.
"Saya pikir tim dan skuat ini kuat, tapi tentu bukan hal menyenangkan untuk kehilangan salah satu pemain," kata Aguirre selepas pertandingan sebagaimana dilansir AFP.
"Tim ini fokus terhadap pertandingan dan 90 menit yang kami mainkan. Saya pikir, Mesir tidak akan terpengaruh atas absennya siapapun," ujarnya menambahkan.
Mesir menjadi unggulan utama turnamen, bukan saja karena statusnya sebagai tuan rumah namun mereka juga finalis edisi 2017 lalu.
Tim besutan Aguirre itu membuktikan setidaknya label favorit juara pantas disandang karena mereka berhasil lolos ke babak 16 besar hanya dari dua pertandingan awal, menyusul Nigeria yang beberapa jam sebelumnya sudah memastikan lolos dari Grup B.
Mereka masih berpeluang menjaga catatan sempurna fase penyisihan grup jika meraih kemenangan lagi saat mengahadapi Uganda di laga pamungkas pada Senin (1/7) dini hari WIB.
Pencoretan Warda dari skuat Mesir, ditempuh federasi sepak bola negara itu EFA menyusul bertubi-tubinya tuduhan pelecehan seksual berupa pesan dan komentar cabul dari sang pemain kepada sejumlah perempuan di media sosial.
EFA maupun ofisial timnas Mesir meyakini pencoretan Warda bukan saja harus ditempuh untuk langkah tegas terhadap skandal pelecehan seksual, tetapi juga menghindari terganggunya konsentrasi Mohamed Salah dkk di Piala Afrika 2019.
Baca juga: Kirim pesan cabul, gelandang Amr Warda dicoret dari skuat Mesir
Baca juga: Salah cetak satu gol, Mesir tundukkan Kongo dan melaju ke 16 besar