Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Sepak Bola Zimbabwe (ZIFA) dan para pemain timnas negara ini menemui jalan buntu dalam membahas pembayaran gaji pemain, Kamis waktu setempat, ketika kedua belah pihak mengancam untuk memboikot Piala Afrika 2019 padahal mereka akan menghadapi pertandingan terakhir pada fase grup.

Sejumlah laporan, seperti dikutip Reuters, menyebutkan tidak ada kesepakatan yang dicapai bersama ZIFA yang menawarkan diri membayar 5.500 dolar AS dari total gaji 12.500 dolar AS yang diharuskan dibayar kepada pemain, tetapi tawaran ini ditampik para pemain yang sudah mengancam untuk memboikot latihan kecuali upah penuh dibayarkan.

Kedua pihak kemudian mengancam keluar dari turnamen di Mesir itu menjelang pertandingan melawan Republik Demokratik Kongo Minggu pekan ini di mana kemenangan bisa membuat Zimbabwe mendapat peluang besar lolos ke babak kedua.

ZIFA saat ini terus menjalin kontak dengan Konfederasi Sepak Bola Afrika menyangkut risiko penarikan diri dari Piala Afrika yang bisa membuat Zimbabwe dilarang mengikuti turnamen-turnamen Afrika pada masa mendatang.

Baca juga: Pelatih Tanzania berang dua keunggulan terbuang berujung kekalahan

Pada bagian lain, sejumlah pemain sudah melontarkan ancaman kepada para ofisial bahwa mereka siap untuk tidak lagi melanjutkan Piala Afrika.

Sebelum mereka pergi menuju Kairo untuk Piala Afrika 2019, para pemain Zimbabwe sudah bersitegang dengan ZIFA dan sempat mengancam memboikot pertandingan pembuka melawan tuan rumah Mesir pada 21 Juni.

ZIFA panjang lebar menyanggah tudingan di media sosial bahwa dana untuk persiapan Piala Afrika dan gaji pemain telah disalahgunakan oleh para pejabat sepak bola.

"ZIFA menyarankan CAF dan FIFA untuk menyelidiki peran individu-individu yang sedang mengacaukan sepak bola kami," tulis ZIFA seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Migne enggan klaim berjasa saat Kenya torehkan sejarahnya