Jakarta (ANTARA) - Penyerang Barcelona, Luis Suarez, terus menutup wajahnya demi menyembunyikan tangisnya setelah ia "bertanggung jawab" membuat Uruguay disingkirkan Peru karena gagal melakoni tugasnya sebagai algojo dalam adu penalti.

Suarez jadi satu-satunya algojo yang gagal menyarangkan bola ke dalam gawang dalam adu penalti laga perempat final Copa America 2019 di Stadion Arena Fonte Nova, Salvador, Brasil, pada Minggu pagi WIB.

Ia jadi algojo pertama dalam adu penalti tersebut dan semua penendang setelah dia sukses melesakkan bola ke gawang, termasuk sayap Edison Flores, yang memastikan kemenangan Peru 5-4 dan kelolosan mereka ke babak semifinal, sedangkan Uruguay tersingkir.

Penyerang yang dikenal bengal itu langsung terduduk, melepas seragamnya dan menutupi wajahnya selama beberapa menit usai hasil pertandingan ditentukan.

Beberapa rekannya mendekati Suarez, mencoba menghiburnya, namun mantan penyerang Liverpool itu tetap bertahan dalam posisi yang sama untuk beberapa saat.

Kiper Uruguay, Fernando Muslera, akhirnya membantu Suarez untuk bangkit dan meninggalkan tengah lapangan Arena Fonte Nova. Kapten Uruguay, Diego Godin, berjalan mendampingi Suarez yang tetap menutupi wajahnya menuju ruang ganti.

Baca juga: Suarez membuat Uruguay disingkirkan Peru lewat adu penalti

Suarez baru saja menjalani operasi untuk mengobati cedera lututnya pada Mei lalu dan ia berjuang keras untuk mencapai kondisi kebugaran terbaik demi membantu Uruguay di Copa America 2019.

Ironisnya, Suarez justru menjadi alasan Uruguay tak bisa melangkah lebih jauh, dengan cara yang paling menyakitkan, kalah lewat adu penalti.

"Luis sangat sedih, ia gagal pada momen menentukan, tapi itulah sepak bola, demikianlah hidup," kata tandem Suarez, Edinson Cavani, selepas pertandingan dilansir Reuters.

"Kadang Anda menang, kadang Anda kalah. Kami pernah menjuarai Copa sebelumnya, namun hari ini harus menerima kenyataan bahwa kami tersingkir," ujarnya menambahkan.

Adu penalti menjadi satu-satunya momen Uruguay kalah dari Peru di sepanjang pertandingan tersebut. Mereka menguasai jalannya laga, tampil begitu agresif, bahkan tiga kali menyarangkan bola ke gawang Peru dalam waktu normal.

Namun, tendangan kencang Giorgian de Arrascaeta, tembakan melengkung Cavani maupun penyelesaian tumit nan menawan Suarez, semuanya dianulir oleh wasit dan hakim garis karena posisi offside.

Uruguay merupakan negara tersukses dalam sejarah Copa America dengan koleksi 15 trofi sejak masih bernama Kejuaraan Amerika Selatan maupun ketika berganti nama jadi Copa America mulai 1975.

Terakhir kali Uruguay menjadi juara pada 2011 dan Suarez turut mencetak satu gol dalam kemenangan 3-0 atas Paraguay di partai final.

Baca juga: Ringkasan perempat final, hanya Argentina yang tidak adu penalti