Temanggung (ANTARA) - Ribuan penonton menyaksikan Sendratari Sindoro Sumbing yang digelar di Lapangan Kledung, perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah dalam rangkaian Festival Sindoro Sumbing.

Meskipun kabut tebal dan udara dingin menyelimuti kawasan di antara Gunung Sindoro dan Sumbing itu, Sabtu malam, tidak menyurutkan masyarakat untuk menyaksikan seni pertunjukan yang baru pertama kali digelar tersebut.

Hadir dalam pementasan seni pertunjukan Program Indonesiana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, antara lain Bupati Temanggung M. Al Khadziq, Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo, Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagyo, Gubernur Jateng
Ganjar Pranowo, dan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Nadjamuddin Ramly.

Nadjamuddin mengatakan Program Indonesiana dengan Gunung Sindoro Sumbing itu betul-betul dikemas dengan bagus.

Ia mengatakan kebudayaan sekarang tidak lagi menjadi pelengkap penderita namun investssi, karena diperintah oleh UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Hal itu juga diperkuat privasi kebudayaan oleh lahirnya strategi kebudayaan Indonesia , rencana induk kemajuan kebudayaan, dan tujuh resolusi kebudayaan.

Ia menuturkan landasan Program Indonesiana itu sebagai pemicu dan rangsangan bagi kepala daerah yang peduli terhadap kebudayaan.

"Indikator peduli kebudayaan, saya lihat APBD Jateng untuk kebudayaan belum terlalu besar. Nomor satu Daerah Istimewa Yogyakarta mendekati Rp500 miliar, Jateng yang wilayahnya lebih luas bisa Rp1 triliun untuk kebudayaan sehingga festival demi festival bisa digelar dan dikemas dengan cita rasa yang tinggi," katanya.

Baca juga: Java International Folklore bakal ramaikan Festival Sindoro Sumbing

Ia mengatakan sebelum pergelaran itu anak-anak Temanggung dan Wonosobo dilatih pembuatan bengkel kerja tiga hari agar mereka bisa menggelar suatu festival.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan seni pertunjukan itu tidak hanya tontonan kedua kabupaten, tetapi ada edukasi atau pelatihan.

Ia menuturkan di tempat itu ada stimulus untuk mereka bisa belajar seni pertunjukan yang menarik, dengan panggung, tata lampu, dan tata suara yang bagus.

Ia mengakui bahwa ternyata dari kementerian itu mempunyai misi agar setiap menampilkan pentas seni, minimum sesuai dengan standar.

"Hal ini sangat baik sesuai harapan, setelah itu Temanggung dan Wonosobo terus berkolaborasi," katanya.

Baca juga: 500 seniman terlibat "Java International Folklore" di Temanggung