Yosep Parera sebut merekrut rektor asing tak sejalan dengan Pancasila
Minggu, 28 Juli 2019 13:12 WIB
Pendiri Rumah Pancasila Yosep Parera (Foto: I.C.Senjaya)
Semarang (ANTARA) - Pendiri Rumah Pancasila Yosep Parera menilai rencana pemerintah merekrut rektor asing dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
"Rektor asing hanya akan mengajarkan intelektual, tidak akan mengajarkan nilai-nilai Pancasila pada mahasiswa Indonesia," kata Yosep di Semarang, Sabtu.
Yosep menilai cara mendidik anak-anak Indonesia hanya mampu dilakukan orang Indonesia sendiri.
Pendidikan yang diberikan, lanjut dia, berlandaskan atas filosofi dan moral Pancasila.
Yosep khawatir jika dipimpin oleh rektor asing, perguruan tinggi hanya akan menghasilkan lulusan yang cenderung egois dan hanya mengutamakan kompetisi untuk dirinya sendiri.
Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengisi posisi rektor perguruan tinggi negeri, namun tidak pernah mendapat kesempatan.
"Orang-orang yang berkemampuan ini kalah ketika seleksi di atas, misalnya oleh orang yang kenal dekat menteri atau berduit," kata Ketua Peradi Semarang ini.
Oleh karena itu, Yosep meminta Presiden Joko Widodo membuka peluang seluas-luasnya bagi warga negara Indonesia berkemampuan luar biasa namun belum memperoleh kesempatan.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah berencana merekrut rektor asing dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Menurut Menristekdikti M. Nasir, kualitas pertumbuhan pendidikan tinggi di Indonesia masih jauh dari harapan.
"Rektor asing hanya akan mengajarkan intelektual, tidak akan mengajarkan nilai-nilai Pancasila pada mahasiswa Indonesia," kata Yosep di Semarang, Sabtu.
Yosep menilai cara mendidik anak-anak Indonesia hanya mampu dilakukan orang Indonesia sendiri.
Pendidikan yang diberikan, lanjut dia, berlandaskan atas filosofi dan moral Pancasila.
Yosep khawatir jika dipimpin oleh rektor asing, perguruan tinggi hanya akan menghasilkan lulusan yang cenderung egois dan hanya mengutamakan kompetisi untuk dirinya sendiri.
Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengisi posisi rektor perguruan tinggi negeri, namun tidak pernah mendapat kesempatan.
"Orang-orang yang berkemampuan ini kalah ketika seleksi di atas, misalnya oleh orang yang kenal dekat menteri atau berduit," kata Ketua Peradi Semarang ini.
Oleh karena itu, Yosep meminta Presiden Joko Widodo membuka peluang seluas-luasnya bagi warga negara Indonesia berkemampuan luar biasa namun belum memperoleh kesempatan.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah berencana merekrut rektor asing dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Menurut Menristekdikti M. Nasir, kualitas pertumbuhan pendidikan tinggi di Indonesia masih jauh dari harapan.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
UIN Walisongo matangkan persiapan sosialisasi PMB 2026 bersama organisasi mahasiswa daerah
18 December 2025 18:39 WIB
Kemensetneg dorong penguatan pendidikan karakter untuk menuju Indonesia Emas
18 December 2025 16:23 WIB
UIN Walisongo - MAN Purbalingga jalin kerja sama penerimaan mahasiswa baru
15 December 2025 20:54 WIB