Temanggung (ANTARA) - Motif mliwis yang sudah lama terkenal sebelum munculnya motif batik lainnya khas Temanggung seperti motif tembakau, kopi dan sebagainya, selama ini hanta populer di kalangan tertentu saja.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Temanggung Denty Eka Widi Pratiwi di Temanggung, Sabtu (10/8), mengatakan batik khas Temanggung identik dengan tembakau dan kopi, ternyata ada motif mliwis juga khas Temanggung, tetapi kepopulerannya hanya di kalangan tertentu.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam sarasehan budaya motif batik klasik khas Temanggung karya Sri Rahayu Widati Adi.

Denty yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Jawa Tengah ini menuturkan bagaimana mliwis ini betul-betul menjadi ikon dari Kabupaten Temanggung, maka butuh kerja sama semua pihak.

"Beragam rupa model dan budaya dan di mana batik ini sudah familier di mana pun tempat sehingga menurut saya ini tantangan terbesar untuk kita bagaimana menampilkan dan memunculkan batik yang mempunyai karakteristik khusus di Kabupaten Temanggung," katanya.

Ia menuturkan semua komponen masyarakat Temanggung harus bersama-sama, sekiranya ada event-event yang memungkinkan untuk memasukkan motif mliwis ini agar terangkat.

"Bagaimana mengangkat motif dan historis filosofi dari mliwis itu sendiri sehingga begitu menyebutkan mliwis itu Temanggung," katanya.

Ia mengatakan hal ini tantangan yang wajib digarap dan bagaimana ini menjadi ikon yang betul-betul bisa diangkat. Sesuatu yang populer tetapi perlu dijunjung lagi dan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

Di era milenial ini, katanya, batik sudah familier di masyarakat, batik sangat fleksibel dipakai di mana saja, siapa pun dia dan dalam suasana apa saja.

Sri Rahayu Widati Adi mengatakan mliwis merupakan burung dalam legenda Angling Darmo yang selalu terdapat dalam corak batik klasik tradisional Temanggung.

"Ada 20 corak batik klasik Temanggung dengan ceplok mliwis. Mliwis itu hanya sebagai cirikhas dengan corak batik ada kepang turonggo bekso, Rejeng Ni Thowok, dan gelaran paes argo.

Ia menyampaikan batik mliwis itu hasil menggali potensi yang ada di Temanggung, jadi motif mliwis merupakan kearifan lokal yang coraknya sudah dibuat tahun 1966.

"Namun, betul-betul saya tekuni sejak tahun 2010, karena pada 2009/2010 batik mulai menggeliat, tapi rancangan itu sudah ada tahun 1966," katanya.