Jakarta (ANTARA) - Cagliari menyatakan bersumpah akan menginvestigasi dan melarang suporter yang bertindak rasis untuk datang ke stadion saat mendukung tim.
Romelu Lukaku pada Senin (2/9/2019) menjadi korban nyanyian rasis pendukung Cagliari yang menirukan suara monyet sebelum penyerang asal Belgia itu mengeksekusi penalti.
Baca juga: Lukaku cetak gol lagi, Inter kalahkan Cagliari
Baca juga: FGIC akan investigasi kasus rasialisme terhadap Lukaku
Pihak klub menyatakan bahwa Cagliari menentang dengan tegas tindakan tak terpuji. Tindakan Rasis bertentangan dengan semangat yang diusung klub.
Maka dari itu, Cagliari meminta seluruh pihak terkait seperti Federasi Sepakbola Italia (FIGC), polisi, dan pihak keamanan lainnya untuk ikut membantu dalam proses investigasi ini.
"Cagliari Calcio meminta bantuannya untuk memenangkan pertempuran yang melibatkan semua orang. Tidak ada yang dikecualikan," katanya.
Lukaku bukanlah orang pertama yang mendapatkan perlakuan rasis dari suporter Cagliari, sebelumnya Moise Kean, dan Sulley Muntari pun mengalami hal serupa.
Sementara itu, Presiden Cagliari Tommaso Giulini berharap timnya tidak dijatuhi skors terkait insiden tersebut. Ia meminta maaf terhadap Lukaku secara khusus dan publik sepakbola pada umumnya atas tindakan yang dilakukan suporter.
"Cagliari sama sekali bukan kota yang rasis. Saya meminta maaf untuk citra kami ini yang telah menyebar luas. Saya harap kami tidak diskors," ujar Giulini kepada Radio Popolare.
Baca juga: Presiden Cagliari berharap timnya tidak diskors terkait rasisme