Kapolda Sultra: Ibu hamil juga jadi korban penembakan
Jumat, 27 September 2019 15:14 WIB
Arsip. Kapolda Sultra, Brigjen Pol Iriyanto, saat melakukan pemeriksaan pasukan. ANTARA/Suparman
Kendari (ANTARA) - Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Polisi Iriyanto menyatakan Putri, seorang ibu muda yang sedang mengandung 6 bulan, ikut menjadi korban penembakan orang tidak dikenal.
"Ibu Putri (23) dibangunkan rasa nyeri di betis sebelah kanan, lalu suaminya mengantarkan ke rumah sakit Bhayangkara. Ternyata peluru bersarang di betis ibu tersebut," kata Kapolda kepada wartawan di Kendari, Jumat.
Baca juga: Menristekdikti: Rektor jangan kerahkan mahasiswa demo
Identifikasi sementara disebutkan bahwa peluru yang diangkat dari betis ibu hamil berkaliber 9 milimeter.
Usai menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru, Putri memilih beristrahat di rumah keluarga di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan. Korban enggan ke rumahnya di Jalan Syeh Yusuf, Kecamatan Mandonga karena trauma insiden penembakan.
Putri disasar peluru tajam saat tertidur lelap di rumahnya pada Kamis (26/9) sekitar pukul 16:00 Wita di Jalan Syeh Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari.
"Rumah korban yang berkonstruksi permanen berjarak sekitar 2 kilometer dari gedung DPRD Sultra yang menjadi kosentrasi pengamanan aksi unjuk rasa oleh aparat kepolisian," kata Kapolda Sultra didampingi Kabid Humas AKBP Harry Goldenhart.
Baca juga: Kapolda Jateng minta pelajar tak ikut demo
Oleh karena itu, katanya, pihak kepolisian masih bekerja keras untuk mengungkap siapa pelaku penembakan yang bertepatan dengan aksi unjuk rasa ribuan massa menolak revisi undang undang yang mengundang kontroversi.
Aksi unjuk rasa ribuan orang gabungan dari sejumlah perguruan tinggi serta pelajar di Kota Kendari juga menyebabkan dua orang meninggal dunia.
Peserta unjuk rasa Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO) dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan Kamis (26/9) sekitar pukul 15:30 Wita.
Sedangkan korban Muh Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius dibagian kepala di RSUD Bhateramas pada Jumat dini (27/9) sekitar 04:00 Wita.
Kabid Humas Polda Sultra Harry Goldenhart mengatakan situasi Kota Kendari, Sultra pascaunjuk rasa berdarah kondusif dan masyarakat beraktivitas seperti biasa.
"Kepolisian meminta dukungan masyarakat untuk menyampaikan informasi berkaitan pengungkapan pelaku penembakan maupun penganiayaan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa," kata Harry.
"Ibu Putri (23) dibangunkan rasa nyeri di betis sebelah kanan, lalu suaminya mengantarkan ke rumah sakit Bhayangkara. Ternyata peluru bersarang di betis ibu tersebut," kata Kapolda kepada wartawan di Kendari, Jumat.
Baca juga: Menristekdikti: Rektor jangan kerahkan mahasiswa demo
Identifikasi sementara disebutkan bahwa peluru yang diangkat dari betis ibu hamil berkaliber 9 milimeter.
Usai menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru, Putri memilih beristrahat di rumah keluarga di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan. Korban enggan ke rumahnya di Jalan Syeh Yusuf, Kecamatan Mandonga karena trauma insiden penembakan.
Putri disasar peluru tajam saat tertidur lelap di rumahnya pada Kamis (26/9) sekitar pukul 16:00 Wita di Jalan Syeh Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari.
"Rumah korban yang berkonstruksi permanen berjarak sekitar 2 kilometer dari gedung DPRD Sultra yang menjadi kosentrasi pengamanan aksi unjuk rasa oleh aparat kepolisian," kata Kapolda Sultra didampingi Kabid Humas AKBP Harry Goldenhart.
Baca juga: Kapolda Jateng minta pelajar tak ikut demo
Oleh karena itu, katanya, pihak kepolisian masih bekerja keras untuk mengungkap siapa pelaku penembakan yang bertepatan dengan aksi unjuk rasa ribuan massa menolak revisi undang undang yang mengundang kontroversi.
Aksi unjuk rasa ribuan orang gabungan dari sejumlah perguruan tinggi serta pelajar di Kota Kendari juga menyebabkan dua orang meninggal dunia.
Peserta unjuk rasa Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO) dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan Kamis (26/9) sekitar pukul 15:30 Wita.
Sedangkan korban Muh Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius dibagian kepala di RSUD Bhateramas pada Jumat dini (27/9) sekitar 04:00 Wita.
Kabid Humas Polda Sultra Harry Goldenhart mengatakan situasi Kota Kendari, Sultra pascaunjuk rasa berdarah kondusif dan masyarakat beraktivitas seperti biasa.
"Kepolisian meminta dukungan masyarakat untuk menyampaikan informasi berkaitan pengungkapan pelaku penembakan maupun penganiayaan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa," kata Harry.
Pewarta : Sarjono
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Bupati Kolaka Timur jalani pemeriksaan di Polda Sultra setelah ditangkap KPK
22 September 2021 9:10 WIB, 2021
Keterkaitan penembakan mahasiswa dan ibu hamil di Sultra masih diusut
27 September 2019 17:03 WIB, 2019
Kapolda Sultra Nyatakan Ledakan di Rumah Wali kota Kendari bukan Bom
09 February 2017 17:32 WIB, 2017
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
Kos-kosan di Kelurahan Mewek Purbalingga jadi lokasi prostitusi daring, polisi tangkap dua orang
13 November 2024 15:16 WIB