Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr.dr. Dwi Utami Anjarwati, M.Kes, mengatakan cuci tangan berperan penting untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab penyakit termasuk bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
"Cuci tangan merupakan salah satu tindakan untuk dekolonisasi atau mengurangi populasi bakteri patogen termasuk bakteri resisten terhadap antibiotik yang berada di tangan," katanya di Purwokerto, Selasa.
Pengajar di Departemen Mikrobiologi Kedokteran dan Prodi Ilmu Biomedis Fakultas Kedokteran Unsoed tersebut menjelaskan, bakteri yang resisten terhadap antibiotik ini tidak hanya ditemukan pada pasien di rumah sakit melainkan juga dapat ditemukan pada masyarakat umum.
Baca juga: Cegah penyakit, PMI Banjarnegara sosialisasikan pentingnya cuci tangan
"Pada masyarakat umum juga dapat ditemukan strain bakteri sejenis. Masyarakat berpotensi menjadi pembawa bakteri resisten di dalam tubuhnya tanpa ditemukan gejala penyakit yang disebut sebagai karier," katanya.
Dia menambahkan, karier berpotensi sebagai sumber penularan bakteri resisten terhadap orang lain.
"Sehingga strain bakteri resisten ini dapat menyebar di tengah masyarakat. Oleh karena itu perlu upaya preventif untuk memotong rantai penyebaran bakteri resisten dengan tindakan sederhana yang dapat dilakukan oleh semua orang yaitu cuci tangan," katanya.
Baca juga: Sekda: Tanamkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun
Untuk itu dia menambahkan, peringatan hari cuci tangan sedunia setiap tanggal 15 Oktober dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya cuci tangan dengan sabun sebagai cara yang efektif dan murah untuk mencegah berbagai penyakit.
Sementara itu, dia juga menjelaskan bahwa langkah cuci tangan yang tepat perlu dilakukan sesuai rekomendasi dari WHO.
"Pertama ratakan sabun di kedua telapak tangan lalu gosok punggung dan sela-sela jari. Setelah itu jari-jari dari kedua tangan saling mengunci lalu gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. Yang terakhir adalah menggosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya," katanya.
Dia menambahkan, untuk mengingat langkah-langkah cuci tangan tersebut ada akronim yang bisa dijadikan pedoman untuk membantu masyarakat dalam aplikasi cuci tangan sehari-hari.
"Yaitu 'tepung selaci puput' atau telapak, punggung, sela-sela jari, mengunci, putar ibu jari, putar ujung jari di telapak tangan," katanya.
Baca juga: ASN Kota Magelang kampanye gerakan cuci tangan
Baca juga: Tisu basah bisa untuk cuci tangan, meski tidak semaksimal menggunakan sabun
Cuci tangan efektif cegah penyebaran bakteri penyebab penyakit
Selasa, 15 Oktober 2019 12:33 WIB
Akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr.dr. Dwi Utami Anjarwati, M.Kes. ANTARA/HO/dok. pribadi
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Dinperinaker Temanggung latih petani tembakau pembuatan rokok sigaret kretek tangan
02 July 2025 7:37 WIB
RS Mardi Rahayu sambut hari cuci tangan sedunia dengan edukasi pasien
15 October 2024 15:55 WIB, 2024
Tangan santri dicelup air panas, JPPA Kudus gandeng tiga perguruan tinggi dampingi korban
11 June 2024 5:25 WIB, 2024
BPJS Ketenagakerjaan serahkan tangan robotik kepada karyawan PT Sritex
25 March 2024 19:06 WIB, 2024