Semarang (ANTARA) - Pakar komunikasi dari STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana memperkirakan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh sedang menerapkan The Game Theory in Communication mengenai pertemuannya dengan Presiden PKS Sohibul Iman.

"Dalam komunikasi itu ada The Game Theory in Communication. Kemungkinan itu pula yang sedang dimainkan Surya Paloh, baik dia serius maupun tidak serius," kata Drs Gunawan Witjaksana, M.Si. di Semarang, Jumat malam.

Pada teori tersebut, kata Gunawan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang, ada perhitungan untung dan rugi, baik untuk menjadi oposisi maupun tidak, keduanya dihitung.

Baca juga: Shohibul sebut NasDem akan kunjungi DPP PKS

Namun, dari sisi komunikasi politik secara riil, menurut dia, Partai NasDem tidak akan jadi oposisi.

Setidaknya, kata Gunawan, ada dua sebab, yakni pertama konsistensi partai yang akan memengaruhi kredibilitasnya karena sejak awal partai inilah yang mencalonkan Joko Widodo sebagai Presiden RI.

Kedua, lanjut Gunawan, setidaknya ada tiga menteri di Kabinet Indonesia Maju berasal dari Partai NasDem.

Baca juga: Surya Paloh: Indonesia negara kapitalis liberal

"Kalau, toh, Surya Paloh bertemu PKS, mungkin itulah seni yang sedang dimainkannya karena komunikasi politik, antara lain menyangkut pula seni dalam berkomunikasi," kata Gunawan menegaskan.

Sebelumnya, pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin memandang perlu Presiden Joko Widodo mengajak bicara Surya Paloh terkait dengan kemungkinan partai itu beroposisi.

"Pernyataan Surya Paloh itu tidak bisa lagi dianggap main-main atau dianggap sepele oleh Presiden," kata Said di Jakarta, Jumat, seperti diberitakan ANTARA sebelumnya.

Agar opsi itu jangan sampai menyulitkan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, menurut dia, ada baiknya Presiden segera mengagendakan pertemuan dengan Surya Paloh guna mengetahui secara pasti apa yang sesungguhnya diharapkan NasDem dari pemerintah.