Peretasan WhatsApp di Indonesia libatkan perusahaan Israel
Kamis, 7 November 2019 13:57 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate bertemu dengan Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari (kanan) dan Direktur Kebijakan WhatsApp Asia Pasifik, Clair Deevy (kiri) di Kementerian Kominfo, Kamis (7/11/2019). ANTARA/Natisha Andarningtyas
Jakarta (ANTARA) - Facebook Inc belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kasus peretasan WhatsaApp di Indonesia yang melibatkan perusahaan teknologi asal Israel, NSO Group.
"Kami sedang memasukkan tuntutan terhadap NSO Group di Amerika Serikat... Tidak bisa menjelaskan secara rinci," kata Direktur Kebijakan WhatsApp Asia Pasifik, Clair Deevy, usai pertemuan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis.
WhatsApp belum bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan Indonesia atau rincian lainnya tentang kasus tersebut karena sedang memasukkan tuntutan hukum di AS, yang mereka sebut komitmen untuk melindungi privasi pengguna.
"Kami menghormati privasi setiap orang di seluruh dunia," kata Deevy.
Baca juga: WhatsApp Pay segera masuk Indonesia?
NSO Group diduga membuat spyware Pegasus yang disusupkan ke server WhatsApp untuk meretas pengguna terutama dari negara-negara yang berhubungan dengan Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters, peretasan ini berdampak pada 1.400 pengguna di berbagai negara, antara lain AS, Bahrain, Uni Emirat Arab, India, Pakistan, dan Meksiko.
Peretasan ini diduga menargetkan pejabat senior pemerintahan. India menyatakan korban peretasan di negara mereka adalah jurnalis, pengacara, akademisi, dan pembela komunitas Dalit.
Sejumlah media memberitakan peretas menggunakan nomor asal Indonesia dalam kasus ini.
Baca juga: Fitur penting WhatsApp untuk menjaga privasi
"Kami sedang memasukkan tuntutan terhadap NSO Group di Amerika Serikat... Tidak bisa menjelaskan secara rinci," kata Direktur Kebijakan WhatsApp Asia Pasifik, Clair Deevy, usai pertemuan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis.
WhatsApp belum bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan Indonesia atau rincian lainnya tentang kasus tersebut karena sedang memasukkan tuntutan hukum di AS, yang mereka sebut komitmen untuk melindungi privasi pengguna.
"Kami menghormati privasi setiap orang di seluruh dunia," kata Deevy.
Baca juga: WhatsApp Pay segera masuk Indonesia?
NSO Group diduga membuat spyware Pegasus yang disusupkan ke server WhatsApp untuk meretas pengguna terutama dari negara-negara yang berhubungan dengan Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters, peretasan ini berdampak pada 1.400 pengguna di berbagai negara, antara lain AS, Bahrain, Uni Emirat Arab, India, Pakistan, dan Meksiko.
Peretasan ini diduga menargetkan pejabat senior pemerintahan. India menyatakan korban peretasan di negara mereka adalah jurnalis, pengacara, akademisi, dan pembela komunitas Dalit.
Sejumlah media memberitakan peretas menggunakan nomor asal Indonesia dalam kasus ini.
Baca juga: Fitur penting WhatsApp untuk menjaga privasi
Pewarta : Natisha Andarningtyas
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
vivo Y36 series resmi meluncur di pasar Indonesia dengan membawa desain "Dynamic Glass"
26 May 2023 8:52 WIB, 2023
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
vivo Y36 series resmi meluncur di pasar Indonesia dengan membawa desain "Dynamic Glass"
26 May 2023 8:52 WIB, 2023