Subang (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekar) di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, dan mengingatkan mereka agar tidak terjerat utang pada rentenir atau lintah darat.

“Saya ingatkan jangan sampai ada yang masuk ke rentenir, hati-hati, jangan,” kata Presiden Jokowi di Subang, Jumat.

Presiden Jokowi menyempatkan untuk berkeliling dan berdialog di stan pameran usaha mikro yang dikelola para penerima program yang diinisiasi oleh BUMN PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Baca juga: Membangun kesadaran masyarakat lawan rentenir

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan para nasabah untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka. Karena, menurutnya, jika kepercayaan telah rusak, para nasabah ini akan kesulitan untuk meminjam uang di kemudian hari.

"Oleh sebab itu, dijaga kepercayaan itu. Kalau dapat pinjaman Rp4 juta, gunakan seluruhnya untuk modal kerja. Gunakan semuanya untuk modal usaha. Jangan sampai, 'Waduh ini ada baju bagus, hanya Rp200 ribu', beli, nah ini mulai," kata Presiden Jokowi.

Presiden juga mengimbau para nasabah yang sebagian besar ibu-ibu ini untuk membiasakan diri menabung jika masih ada uang sisa setelah membayar cicilan.

"Kalau anak-anak mulai sekolah, bisa sedikit dipakai untuk sekolah anak," ujarnya.

Baca juga: Tolak rentenir, pedagang diminta tak mudah tergiur pinjaman tanpa agunan

Di samping itu, Kepala Negara juga mengingatkan para nasabah untuk disiplin dalam mengangsur cicilannya. Untuk itu, ia berharap para nasabah bisa menyisihkan uang setiap harinya agar saat tiba waktu membayar cicilan, uangnya sudah siap.

"Jadi Insyaallah nanti yang hadir di sini, bisa saja nanti kalau ibunya disiplin dia bisa jadi menteri atau jadi presiden. Ini juga harus punya mimpi dan cita-cita besar. Jadi jangan sampai anak-anak kita ada yang tidak bersekolah. Usaha ini adalah untuk anak-anak kita," ucap Presiden Jokowi.

Kepada para nasabah, Presiden juga mengingat agar tidak menggunakan uang pinjaman dari Mekaar untuk membeli hal-hal lain di luar usaha. Ia mempersilakan nasabah menggunakan uangnya untuk membeli motor jika motor tersebut dipakai untuk usaha, seperti yang dilakukan oleh Ibu Enu, salah seorang nasabah Mekaar yang berdialog dengan Presiden.

"Nah, hati-hati ya dibelikan motor enggak apa-apa tapi itu motor untuk bekerja. Motor tadi untuk dagang, boleh. Tapi kalau motor untuk gagah-gagahan, tidak boleh. Hati-hati jangan sampai dapat pinjaman dipakai untuk uang muka beli motor, nyicil ke Mekaar enggak bisa, nyicil ke dealer enggak bisa, semuanya ditarik," ujar Presiden Jokowi.

Di akhir dialog, Presiden menjelaskan bahwa para nasabah ini nantinya bisa "naik kelas" dan mendapatkan pinjaman lebih besar melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.

"Kalau sudah belajar mengelola uang Rp2 juta, Rp4 juta, Rp5 juta, Rp8 juta, langsung naik dapat Rp20 juta. Tapi memang harus kalau terbiasa disiplin, berapa pun juga sama saja sebetulnya. Sekali lagi asal kita disiplin tepat waktu dalam mengangsur," tandasnya.

Turut mendampingi Presiden Jokowi saat meninjau program Mekaar, yaitu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Selain itu turut serta pula Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Staf Khusus Presiden Putri Indahsari Tanjung, dan Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda Putra.