Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampak "ambyar" bareng anak-anak pada peringatan Hari Antikekerasan sekaligus kampanye antiperundungan terhadap anak yang berlangsung di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Sabtu.

Para tamu dan anak-anak yang duduk rapi di kursi kebingungan saat orang nomor satu di Jawa Tengah itu memasuki ruangan karena tidak berpakaian formal, namun mengenakan jersey sepedaan berupa kaus dan celana pendek dipadu dengan kaus kaki panjang.

Saat sambutan, Ganjar justru mengajak anak-anak yang duduk rapi di belakang untuk maju ke atas panggung sehingga anak-anak langsung berebut untuk maju ke depan. Dengan sabar, Ganjar meminta anak-anak duduk melingkar dan saling berdekatan.

Sambutan Ganjar pun jauh dari kesan formal, bahkan dirinya justru mengajak anak-anak berdialog dan memberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri.

Beberapa anak bahkan berani bernyanyi lagu berjudul "Banyu Langit" milik Didi Kempot sehingga anak-anak yang masih duduk di bangku SD,SMP, SMA/SMK, dan SLB yang hadir langsung berdiri dan berjoget bersama.

"Ayo pak, joget Pak," kata Pedro, salah satu siswa yang berjoget heboh di depan Gubernur Ganjar Pranowo.

Baca juga: Gratis, biaya pengobatan korban sekolah ambruk di Sragen

"Ayo, kita 'ambyar' bareng-bareng," timpal Ganjar yang disambut tepuk tangan riuh para peserta.
Ditemui usai acara, Ganjar mengatakan bahwa dirinya sengaja memberikan kesempatan pada anak-anak untuk mengekspresikan dirinya di hadapan publik agar mereka semakin berani, merasa didukung sehingga menimbulkan rasa percaya diri.

"Anak-anak itu kalau dikasih kesempatan begitu antusias. Lihat ekspresinya tadi, begitu semangat bahkan sampai 'ambyar'. Memberikan ruang pada anak untuk berekspresi ini penting, mereka akan merasa dihormati, dihargai, dan didukung," kata Ganjar.

Dukungan orang tua dan guru, lanjut dia, akan membuat anak-anak tumbuh dengan rasa percaya diri tinggi karena dengan begitu akan muncul pikiran-pikiran positif pada anak, sehingga keinginan untuk melakukan kekerasan atau "bullying" pada temannya dapat diredam.

"Kalau pikiran anak-anak positif, tentu keinginan untuk menyakiti sesama temannya tidak akan terjadi. Nah inilah peran kita sebagai orang tua untuk terus memberikan dukungan pada setiap prestasi yang diraih, kalau belum sempurna, jangan patahkan semangat mereka," ujarnya.

Ganjar juga berpesan kepada guru-guru di sekolah untuk memberikan lebih banyak ruang ekspresi pada anak-anak agar perasaan anak-anak akan tumbuh dengan baik serta akan muncul rasa saling menghormati dan menghargai.

"Tapi kalau ada kekerasan atau 'bullying', saya minta jangan takut untuk melaporkan. Saya juga mengajak mari kita kampanye antikekerasan dan 'bullying' pada anak dengan media sosial, agar seluruh dunia tahu bahwa Jateng Gayeng, Bocahe Seneng," katanya.(Kom)