Jakarta (ANTARA) - Pelatih tim nasional U-22 Indonesia Indra Sjafri berkaca-kaca ketika menyampaikan nazarnya jika berhasil memenangkan medali emas SEA Games 2019.
Baca juga: Indra: timnas U-22 tak tertekan hadapi final SEA Games 2019
Kesedihan membuat kalimat yang terlontar dari Indra terdengar tersendat-sendat.
Menurut juru taktik asal Sumatera Barat itu, dirinya tidak sempat mengunjungi makam kedua orang tuanya karena terkendala waktu.
"Kemarin saya tidak sempat pamit ke makam orang tua saya. Seharusnya saya ke sana sebelum berangkat ke SEA Games 2019," kata Indra.
Baca juga: Evan Dimas minta rekannya di timnas siapkan mental jelang final
Nazar di genggaman menjadi salah satu motivasi Indra Sjafri untuk membawa medali emas sepak bola putra SEA Games 2019 ke Indonesia, untuk pertama kalinya sejak tahun 1991.
Menurut Indra, bukan cuma dirinya, medali emas tersebut juga dinanti-nantikan oleh lebih dari 260 juta penduduk Indonesia.
"Pertandingan itu ditunggu oleh masyarakat Indonesia," tutur pelatih yang membawa Indonesia juara Piala AFF U-19 2013 dan Piala AFF U-22 2019 tersebut.
Baca juga: PSSI siap kerahkan suporter pada final sepak bola SEA Games 2019
Pertandingan final SEA Games 2019 yang mempertemukan timnas U-22 Indonesia versus Vietnam berlangsung di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa (10/12), mulai pukul 20.00 waktu setempat atau 19.00 WIB.
Di level SEA Games, pertemuan kedua negara di final sepak bola putra adalah yang pertama sepanjang sejarah.
Baca juga: Bek timnas U-22 Indonesia waspadai dua penyerang Vietnam
Laga tersebut juga menjadi ajang penuntas paceklik emas sepak bola putra SEA Games bagi Indonesia dan Vietnam. Jika Indonesia terakhir kali merebut emas pada SEA Games 1991, Vietnam jauh lebih lama.
Medali emas sepak bola putra SEA Games Vietnam sebelumnya datang pada tahun 1959, atau edisi pertama SEA Games yang kala itu masih bernama Southeast Asian Peninsular Games (SEAP Games).