Evan Dimas maafkan Van Hau yang cederai kakinya
Rabu, 11 Desember 2019 8:55 WIB
Gelandang timnas U-22 Indonesia Evan Dimas Darmono harus menggunakan kursi roda setelah cedera dalam laga final sepak bola putra SEA Games 2019 kontra Vietnam di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa (10/12/2019). Dalam laga itu, Indonesia takluk 0-3. ANTARA/Michael Siahaan
Manila, Filipina (ANTARA) - Gelandang timnas U-22 Evan Dimas Darmono mengaku sudah memaafkan bek Vietnam Doan Van Hau yang menginjak kakinya hingga cedera dalam laga final SEA Games 2019 di Manila, Selasa malam kemarin.
"Dia sempat meminta maaf kepada saya. Saya pribadi sudah memaafkan, tidak ada sakit hati," kata Evan usai pertandingan.
Evan harus ditarik ke luar lapangan pada menit ke-21 dalam laga final itu setelah kakinya diinjak Doan Van Hau.
Dia harus dipapah keluar lapangan, bahkan setelah itu mesti bergerak menggunakan kursi roda.
Baca juga: Menang dramatis 4-2 , Indonesia melaju ke final SEA Games
Gelandang berusia 24 tahun ini tidak mengetahui apakah Van Hau melakukannya dengan sengaja atau tidak. Namun Evan berusaha memakluminya.
"Di sepak bola kami semua sama-sama ingin menang. Apapun hasilnya harus disyukuri," kata dia.
Sementara pelatih Indonesia Indra Sjafri mengakui keluarnya Evan Dimas memengaruhi performa skuatnya.
Keseimbangan lini tengah Indonesia menjadi terganggu. Pada akhirnya, Garuda Muda kalah 0-3 sehingga harus puas dengan medali perak.
Baca juga: Babak pertama Indonesia unggul 2-0 atas Vanuatu
"Saya pikir itu sangat berpengaruh terhadap performa tim. Pergantian pemain yang bukan karena kebutuhan taktik tentu akan menjadi masalah," kata Indra.
Indonesia meraih medali perak sepak bola SEA Games 2019 karena gagal mengalahkan Vietnam pada final Selasa malam lalu. Gol-gol Vietnam disumbangkan oleh Doan Van Hau (dua gol) dan Do Hung Dung.
Hasil ini menjadi catatan terbaik Indonesia pada SEA Games sejak 2013. Namun, Garuda Muda tidak berhasil menyamai pencapaian medali emas yang terakhir kali diraih pada SEA Games 1991.
Bagi Vietnam, gelar itu menjadi yang pertama sejak menerima emas pada 1959 ketika SEA Games masih bernama South East Asia Peninsular Games.
Baca juga: Evan Dimas ingatkan timnas tak remehkan kekuatan Myanmar
"Dia sempat meminta maaf kepada saya. Saya pribadi sudah memaafkan, tidak ada sakit hati," kata Evan usai pertandingan.
Evan harus ditarik ke luar lapangan pada menit ke-21 dalam laga final itu setelah kakinya diinjak Doan Van Hau.
Dia harus dipapah keluar lapangan, bahkan setelah itu mesti bergerak menggunakan kursi roda.
Baca juga: Menang dramatis 4-2 , Indonesia melaju ke final SEA Games
Gelandang berusia 24 tahun ini tidak mengetahui apakah Van Hau melakukannya dengan sengaja atau tidak. Namun Evan berusaha memakluminya.
"Di sepak bola kami semua sama-sama ingin menang. Apapun hasilnya harus disyukuri," kata dia.
Sementara pelatih Indonesia Indra Sjafri mengakui keluarnya Evan Dimas memengaruhi performa skuatnya.
Keseimbangan lini tengah Indonesia menjadi terganggu. Pada akhirnya, Garuda Muda kalah 0-3 sehingga harus puas dengan medali perak.
Baca juga: Babak pertama Indonesia unggul 2-0 atas Vanuatu
"Saya pikir itu sangat berpengaruh terhadap performa tim. Pergantian pemain yang bukan karena kebutuhan taktik tentu akan menjadi masalah," kata Indra.
Indonesia meraih medali perak sepak bola SEA Games 2019 karena gagal mengalahkan Vietnam pada final Selasa malam lalu. Gol-gol Vietnam disumbangkan oleh Doan Van Hau (dua gol) dan Do Hung Dung.
Hasil ini menjadi catatan terbaik Indonesia pada SEA Games sejak 2013. Namun, Garuda Muda tidak berhasil menyamai pencapaian medali emas yang terakhir kali diraih pada SEA Games 1991.
Bagi Vietnam, gelar itu menjadi yang pertama sejak menerima emas pada 1959 ketika SEA Games masih bernama South East Asia Peninsular Games.
Baca juga: Evan Dimas ingatkan timnas tak remehkan kekuatan Myanmar
Pewarta : Michael Siahaan
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dari Turki, Timnas Indonesia tiba di Singapura untuk berlaga di Piala AFF
03 December 2021 15:20 WIB, 2021