Iliga (ANTARA) - Tidak adanya jalur transportasi darat ke Kecamatan Ilaga, Papua, membuat harga serba mahal, bahkan satu sak semen di Ilaga mencapai Rp2 juta, terang Bupati Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Willem Wandik.

"Kehidupan di sini harganya lima kali lipat dari Surabaya, karena memang satu-satunya transportasi ke Ilaga hanya bisa melalui pesawat terbang. Kami minta perhatian juga dari pemerintah pusat untuk masyarakat Iliga, pembangunan harus jalan terus," kata Bupati Kabupaten Puncak  Willem Wandik di Ilaga, Sabtu.

Ia menjelaskan masyarakat di Ilaga rata-rata bekerja sebagai petani, namun semua perlengkapan tersebut hanya bisa didapatkan di daerah terdekat, dengan pesawat dari Kabupaten Timika.

Baca juga: Semen Indonesia Bedah Rumah Veteran di Papua

Berdasarkan pantauan Antara, pesawat perintis lazim digunakan masyarakat sebagai transportasi umum. Geografis yang berbukit-bukit membuat jalan darat pun belum bisa dibangun, atau setidaknya membutuhkan perlengkapan lebih jika ingin dibangun.

Harga makanan tergolong tinggi, satu porsi mi instan bisa mencapai Rp30 ribu. Kemudian empat jeriken minyak goreng dihargai senilai Rp800 ribu.

Ubi adalah salah satu jenis produk pertanian yang paling banyak diproduksi. Kemudian untuk peternakan, masyarakat lokal mayoritas beternak babi.

Satu ekor babi besar dihargai senilai Rp30 juta. Ilaga merupakan ibu kota kabupaten tertinggi di Indonesia. Dengan daerah pegunungan tersebut, udara sehari-hari di Ilaga cukup dingin. Bahkan Antara memantau, kondisi suhu udara malam Ilaga bisa mencapai 7 derajat celcius.

Baca juga: 107 mahasiswa Papua sudah kembali ke Jateng