Hilang 25 tahun, pesepak bola Kolombia Quintero mencari sang ayah

Selasa, 31 Desember 2019 18:59 WIB
Pesepak bola internasional Kolombia Juan Fernando Quintero. ANTARA/HO/Instagram@juanferquinterop
Jakarta (ANTARA) - Pesepak bola internasional Kolombia Juan Fernando Quintero menginginkan jawaban dari kepala angkatan bersenjata negara tersebut yang baru, atas nasib ayahnya yang hilang hampir 25 tahun yang lalu.

"Saya tidak ingin mengambil keuntungan dari Jenderal Angkatan Bersenjata yang baru (Enrique) Zapateiro.... menjabat, tetapi saya berharap bisa memulai dialog segera dan mencari tahu apa yang terjadi," tulis Quintero, yang bermain bagi klub Argentina River Plate, pada Twitter di mana ia mempunyai 1,6 juta follower.
 
"Saya punya hak sebagai anak untuk tahu apa yang terjadi pada ayah saya karena saya sudah menderita dan saya melihat keluarga saya menderita karena masalah psikologis," tambah Quintero, yang baru berusia dua tahun ketika ayahnya Jaime menghilang pada 1995.

Baca juga: Pemain Kolombia selamat dari aksi penembakan usai pertandingan

Jenderal Zapateiro, adalah kapten pada unit tempat ayahnya bertugas dulu, dinyatakan bersih dari kesalahan oleh pengadilan pada 2001.

Akan tetapi, kerabat terus mendesak adanya jawaban atas lenyapnya itu.

Jaime Quintero hilang pada 1995 ketika melakukan dinas militernya di pangkalan militer di Carepa, di timur laut negara tersebut.

Menurut keluarganya, Zapateiro memerintahkan Jaime Quintero untuk pergi ke Medellin setelah diduga terjadi perselisihan antara keduanya atas ketidakdisplinan terus menerus, namun ia tidak pernah tiba di tujuan.

"Tidak ada bukti tanggung jawab kapten komandan... Eduardo Enrique Zapateiro Altamiranda, yang sekarang ditunjuk sebagai komandan militer, atau terhadap anggota angkatan bersenjata nasional manapun," kata angkatan bersenjata dalam pernyataan yang dimuat pada lamannya.

Di Colombia, 83.000 orang lenyap selama lebih dari 50 tahun perang saudara, menurut Pusat Memori Sejarah Nasional -- hampir tiga kali lebih banyak dibanding di bawah pemerintahan diktator di Argentina, Brazil dan Chile pada paruh kedua abab ke-20, demikian AFP.

Pewarta : Fiqih Arfani
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Murray tersingkir di babak pertama di Cologne

14 October 2020 13:14 WIB, 2020

Alonso incar Triple Crown

01 July 2020 11:48 WIB, 2020

Persebaya juara Piala Gubernur Jatim 2020

20 February 2020 18:37 WIB, 2020

Raul Gonzalez pantas latihReal Madrid

30 October 2019 18:06 WIB, 2019