Kobra panjang 2 meter "nyelonong" ke kampung, hampir mematuk warga
Jumat, 24 Januari 2020 11:07 WIB
Udin (60), warga Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak, mencari ular kobra yang memasuki permukiman warga. Ist.
Lebak (ANTARA) - Ular kobra berukuran besar dengan panjang sekitar 2 meter menyelonong ke perkampungan Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dan hampir mematuk warga setempat.
"Kami beruntung bisa menghindari serangan ular kobra itu," kata Udin (60), warga Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak, Jumat.
Baca juga: Gunakan karbol pewangi untuk cegah ular masuk rumah
Peristiwa masuknya ular kobra kempung itu pukul 06.10 WIB dan berada di teras rumah, namun saat membuka pintu ular tersebut menyerang.
Melihat serangan ular kobra itu, dirinya mencari tongkat pemukul untuk mematikan ular yang bisa mematikan manusia.
Saat mendapatkan tongkat dan melangkah mundur ke belakang, ia berniat memukul bagian kepala ular.
Namun, ular kobra jenis kuning dan puting sebesar lengan manusia dewasa dan panjang sekitar 2 meter berlari ke tempat tumpukan kayu gudang warga.
"Kami bersama warga lainnya melakukan pencarian ular kobra itu, namun hingga kini belum ditemukan," kata Udin.
Begitu juga warga lainnya, Yadi, mengatakan dirinya sebelumnya mematikan ular kobra setelah diserang ular kobra berukuran panjang.
Namun, ular kobra itu menyerang pisang yang dibawanya sehingga dengan leluasa melakukan pemukulan menggunakan kayu panjang untuk mematikan ular tersebut.
"Kami tidak bisa membayangkan jika tidak membawa pisang dan kemungkinan besar tergigit ular kobra yang berada di teras rumah," kata Yadi warga Sentral.
Menurut dia, wilayah Sentral Rangkasbitung merupakan habitat populasi ular kobra, ular berkepala dua, ular harimau, juga ular tanah.
Bahkan, beberapa tahun lalu warga Sentral Rangkasbitung meninggal dunia setelah digigit ular harimau berwarna hitam.
Sebab, perkampungan Sentral Rangkasbitung sebelumnya kawasan areal persawahan dan hutan, sehingga banyak makanan ular di antaranya kodok dan tikus.
"Kami minta warga waspada terhadap populasi ular berbisa itu, karena bisa menimbulkan korban jiwa," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi meminta masyarakat mewaspadai ular berbisa menyusul tibanya musim penghujan.
Biasanya, musim hujan itu berkeliaran ular tanah, ular kobra dan ular lainnya yang bisa mematikan itu.
Saat ini, hampir setiap bulan warga menjadi korban gigitan ular berbisa dan kebanyakan jenis ular tanah dan kobra.
"Kami minta warga waspada ular berkeliaran di permukiman maupun di jalan-jalan, terutama sehabis hujan," ujarnya.
"Kami beruntung bisa menghindari serangan ular kobra itu," kata Udin (60), warga Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak, Jumat.
Baca juga: Gunakan karbol pewangi untuk cegah ular masuk rumah
Peristiwa masuknya ular kobra kempung itu pukul 06.10 WIB dan berada di teras rumah, namun saat membuka pintu ular tersebut menyerang.
Melihat serangan ular kobra itu, dirinya mencari tongkat pemukul untuk mematikan ular yang bisa mematikan manusia.
Saat mendapatkan tongkat dan melangkah mundur ke belakang, ia berniat memukul bagian kepala ular.
Namun, ular kobra jenis kuning dan puting sebesar lengan manusia dewasa dan panjang sekitar 2 meter berlari ke tempat tumpukan kayu gudang warga.
"Kami bersama warga lainnya melakukan pencarian ular kobra itu, namun hingga kini belum ditemukan," kata Udin.
Begitu juga warga lainnya, Yadi, mengatakan dirinya sebelumnya mematikan ular kobra setelah diserang ular kobra berukuran panjang.
Namun, ular kobra itu menyerang pisang yang dibawanya sehingga dengan leluasa melakukan pemukulan menggunakan kayu panjang untuk mematikan ular tersebut.
"Kami tidak bisa membayangkan jika tidak membawa pisang dan kemungkinan besar tergigit ular kobra yang berada di teras rumah," kata Yadi warga Sentral.
Menurut dia, wilayah Sentral Rangkasbitung merupakan habitat populasi ular kobra, ular berkepala dua, ular harimau, juga ular tanah.
Bahkan, beberapa tahun lalu warga Sentral Rangkasbitung meninggal dunia setelah digigit ular harimau berwarna hitam.
Sebab, perkampungan Sentral Rangkasbitung sebelumnya kawasan areal persawahan dan hutan, sehingga banyak makanan ular di antaranya kodok dan tikus.
"Kami minta warga waspada terhadap populasi ular berbisa itu, karena bisa menimbulkan korban jiwa," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi meminta masyarakat mewaspadai ular berbisa menyusul tibanya musim penghujan.
Biasanya, musim hujan itu berkeliaran ular tanah, ular kobra dan ular lainnya yang bisa mematikan itu.
Saat ini, hampir setiap bulan warga menjadi korban gigitan ular berbisa dan kebanyakan jenis ular tanah dan kobra.
"Kami minta warga waspada ular berkeliaran di permukiman maupun di jalan-jalan, terutama sehabis hujan," ujarnya.
Pewarta : Mansyur suryana
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Ratusan warga Wonosobo berburu ular kobra yang berkeliaran di permukiman
11 February 2020 19:45 WIB, 2020