Toyota hadirkan teknologi cegah kecelakaan karena salah injak pedal
Senin, 3 Februari 2020 16:56 WIB
Pengemudi menginjak pedal rem. ANTARA/Shutterstock
Jakarta (ANTARA) - Toyota Motor Corp pada Senin mengumumkan teknologi keselamatan terbaru yang menggunakan big data guna mencegah kesalahan menginjak pedal gas atau rem oleh pengemudi.
Dilansir Reuters, big data itu dapat mencegah mobil berakselerasi apabila pengemudi menginjak pedal gas secara tidak sengaja, sehingga meminimalkan potensi kecelakaan.
Teknologi yang dinamai Accelerator Suppression Function itu akan mulai dipasang pada mobil baru Toyota di Jepang, dengan harapan dapat mencegah kalangan lanjut usia mengalami kecelakaan karena salah menginjak pedal.
Menurut data pemerintah, 15 persen kecelakaan fatal di jalan raya Jepang pada 2018 disebabkan oleh pengemudi berusia 75 tahun atau lebih.
Toyota belum merinci cara kerja big data itu. Namun Reuters menyebutkan bahwa big data akan mengumpulkan dan membaca data dari mobil-mobil terkoneksi yang beroperasi di jalan. Sistem itu akan bekerja sendiri tanpa memerlukan perintah dari pengemudi.
Selain Toyota, pesaingnya dari Jepang, Honda, akan mengenalkan mobil otonom yang bisa beroperasi di kemacetan dan Nissan akan merilis ProPilot generasi kedua.
Toyota meluncurkan fitur keamanan "Safety Sense" generasi pertama pada 2015, yang meliputi pengereman darurat otomatis dan lane departure alert.
Fitur keamanan generasi kedua lahir pada 2018, yang memungkinkan mobil mengenali pejalan kaki di malam hari dan juga mengendara sepeda.
Baca juga: Selain SUV, mobil listrik bakal jadi tren 2020
Dilansir Reuters, big data itu dapat mencegah mobil berakselerasi apabila pengemudi menginjak pedal gas secara tidak sengaja, sehingga meminimalkan potensi kecelakaan.
Teknologi yang dinamai Accelerator Suppression Function itu akan mulai dipasang pada mobil baru Toyota di Jepang, dengan harapan dapat mencegah kalangan lanjut usia mengalami kecelakaan karena salah menginjak pedal.
Menurut data pemerintah, 15 persen kecelakaan fatal di jalan raya Jepang pada 2018 disebabkan oleh pengemudi berusia 75 tahun atau lebih.
Toyota belum merinci cara kerja big data itu. Namun Reuters menyebutkan bahwa big data akan mengumpulkan dan membaca data dari mobil-mobil terkoneksi yang beroperasi di jalan. Sistem itu akan bekerja sendiri tanpa memerlukan perintah dari pengemudi.
Selain Toyota, pesaingnya dari Jepang, Honda, akan mengenalkan mobil otonom yang bisa beroperasi di kemacetan dan Nissan akan merilis ProPilot generasi kedua.
Toyota meluncurkan fitur keamanan "Safety Sense" generasi pertama pada 2015, yang meliputi pengereman darurat otomatis dan lane departure alert.
Fitur keamanan generasi kedua lahir pada 2018, yang memungkinkan mobil mengenali pejalan kaki di malam hari dan juga mengendara sepeda.
Baca juga: Selain SUV, mobil listrik bakal jadi tren 2020
Pewarta : Alviansyah Pasaribu
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Diskominfo Jateng kembangkan aplikasi pusat data pengambilan keputusan
15 November 2023 10:54 WIB, 2023
Big Bad Wolf Books, Bazar buku internasional hadir di Semarang 28 Oktober-6 November
21 October 2022 21:49 WIB, 2022
Perlu diungkap asal usul "big data" 110 juta pendukung penundaan pemilu
16 April 2022 11:08 WIB, 2022