Pencarian buaya liar berkalung ban dihentikan
Jumat, 21 Februari 2020 11:06 WIB
Warga menyaksikan pencarian buaya berkalung ban di Sungai Palu. ANTARA/Anas Masa
Palu (ANTARA) - Satgas penangkapan buaya liar berkalung ban di Sungai Palu yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beranggotakan petugas dari BKSDA Sulteng, BKSDA NTT dan Polda Sulawesi Tengah menghentikan sementara pencarian binatang buas itu setelah selama 2 pekan perburuan tidak berhasil.
"Ya kita hentikan dahulu perburuan buaya berkalung ban di Sungai Palu itu selama jangka waktu belum diketahui," kata Ketua tim satgas BKSD Sulteng, Haruna di Palu, Jumat.
Ia mengatakan dalam upaya penangkapan buaya tersebut satgas dibantu dua ahli buaya dari Australia. "Tapi belum juga berhasil dan dua ahli buaya dari Australia sudah kembali ke negaranya dan berjanji akan datang lagi untuk membantu satgas menangkap buaya di Sungai Palu," kata Haruna.
Bahkan, kata dia, Matt Wright, salah seorang dari dua ahli buaya Australia, mengatakan siap memberikan pelatihan khusus bagi satgas bagaimana cara menangkap buaya.
Baca juga: Petambak tewas diterkam buaya saat cari ikan
Haruna mengatakan MR Matt juga berjanji kalau mereka datang kembali sudah akan membawa peralatan yang lebih canggih lagi.
Penangkapan buaya berkalung ban di Palu semata-mata dilakukan untuk menyelamatkannya dari ancaman kematian, sebab kalung ban yang melilit leher buaya semakin menekannya.
Baca juga: Berbahaya, BKSDA minta sayembara penangkapan buaya di Singkawang dihentikan
Buaya liar itu semakin lama tambah besar. "Dan jika kalung ban tidak dilepaskan, bisa-bisa buaya itu mati," kata dia.
Itulah alasan utama satgas memburu buaya tersebut hanya untuk melepaskan ban yang melilit lehernya. Meski upaya pencarian buaya berkalung ban sudah dihentikan beberapa hari terakhir ini, warga saban hari dari pagi sampai petang memadati titik-titik target dimana buaya sering muncul di Sungai Palu.
Buaya berkalung itu paling sering muncul di kawasan jembatan II Palu. Tak heran jika buaya itu muncul warga memadatinya sampai-sampai arus kendaraan yang melintas di jalan Igusti Ngurah-Rai,Towua dan Emi Saelan macet.
Baca juga: Buaya ditemukan mati terjebak jaring apung di Segara Anakan Cilacap
Imran, seorang warga yang tinggal di pinggiran Sungai Palu di jembatan II, membenarkan setiap hari warga masih berdatangkan ke lokasi hanya untuk melihat buaya berkalung ban itu muncul.
"Tapi sudah beberapa hari ini, buaya berkalung ban tidak muncul.Justru buaya liar lain sampai empat ekor muncul di dekat titik target," kata Imran.
"Ya kita hentikan dahulu perburuan buaya berkalung ban di Sungai Palu itu selama jangka waktu belum diketahui," kata Ketua tim satgas BKSD Sulteng, Haruna di Palu, Jumat.
Ia mengatakan dalam upaya penangkapan buaya tersebut satgas dibantu dua ahli buaya dari Australia. "Tapi belum juga berhasil dan dua ahli buaya dari Australia sudah kembali ke negaranya dan berjanji akan datang lagi untuk membantu satgas menangkap buaya di Sungai Palu," kata Haruna.
Bahkan, kata dia, Matt Wright, salah seorang dari dua ahli buaya Australia, mengatakan siap memberikan pelatihan khusus bagi satgas bagaimana cara menangkap buaya.
Baca juga: Petambak tewas diterkam buaya saat cari ikan
Haruna mengatakan MR Matt juga berjanji kalau mereka datang kembali sudah akan membawa peralatan yang lebih canggih lagi.
Penangkapan buaya berkalung ban di Palu semata-mata dilakukan untuk menyelamatkannya dari ancaman kematian, sebab kalung ban yang melilit leher buaya semakin menekannya.
Baca juga: Berbahaya, BKSDA minta sayembara penangkapan buaya di Singkawang dihentikan
Buaya liar itu semakin lama tambah besar. "Dan jika kalung ban tidak dilepaskan, bisa-bisa buaya itu mati," kata dia.
Itulah alasan utama satgas memburu buaya tersebut hanya untuk melepaskan ban yang melilit lehernya. Meski upaya pencarian buaya berkalung ban sudah dihentikan beberapa hari terakhir ini, warga saban hari dari pagi sampai petang memadati titik-titik target dimana buaya sering muncul di Sungai Palu.
Buaya berkalung itu paling sering muncul di kawasan jembatan II Palu. Tak heran jika buaya itu muncul warga memadatinya sampai-sampai arus kendaraan yang melintas di jalan Igusti Ngurah-Rai,Towua dan Emi Saelan macet.
Baca juga: Buaya ditemukan mati terjebak jaring apung di Segara Anakan Cilacap
Imran, seorang warga yang tinggal di pinggiran Sungai Palu di jembatan II, membenarkan setiap hari warga masih berdatangkan ke lokasi hanya untuk melihat buaya berkalung ban itu muncul.
"Tapi sudah beberapa hari ini, buaya berkalung ban tidak muncul.Justru buaya liar lain sampai empat ekor muncul di dekat titik target," kata Imran.
Pewarta : Anas Masa
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Polisi jelaskan status tersangka terorisme yang ditangkap di Semarang
16 November 2023 15:17 WIB, 2023
Kapolres: Pengancam Jokowi tak ditangkap tapi diserahkan oleh keluarganya
12 June 2019 11:39 WIB, 2019
Terpopuler - Unik
Lihat Juga
Hari Sumpah Pemuda, Keraton Surakarta bentangkan bendera sepanjang seribu meter
28 October 2024 12:47 WIB
Generasi muda di Semarang dilibatkan dalam implementasikan program makan siang bergizi
18 October 2024 20:22 WIB