Pascaerupsi Merapi, warga Selo Boyolali tetap beraktivitas biasa
Selasa, 3 Maret 2020 8:09 WIB
Sejumlah pengendara melintas saat terjadi hujan abu di Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (3/3/2020). Hujan abu terjadi di beberapa wilayah Boyolali akibat erupsi Gunung Merapi pada pukul 05.22 WIB dengan tinggi kolom 6.000 meter. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras.
Boyolali (ANTARA) - Warga di kawasan Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tetap melakukan aktivitas seperti biasa pascaerupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Selasa pagi.
Menurut Kepala Desa Klakah, Marwoto membenarkan terjadi erupsi Gunung Merapi pada sekitar pukul 05.30 WIB, dan asab tebal terlihat jelas dari Desa Klakah Kecamatan Selo Boyolali.
"Kami kemudian menuju Dukuh Sumber yang paling tinggi di Desa Klakah, untuk mengkondisikan warga setempat. Warga tetap waspada meski mereka melakukan aktivitas seperti biasa," kata Marwoto, Selasa.
Menurut dia, hujan abu di Dukuh Sumber Desa Klakah tidak terkena dampaknya akibat erupsi Merapi. Abu terlihat masih tipis di atasnya kawasan Sumber.
Baca juga: Merapi meletus dengan tinggi kolom asap 6 kilometer
Baca juga: Taman Nasional Merapi bagian dari perlindungan masyarakat
"Dukuh Sumber Klakah ini, pemukiman yang paling atas atau berjarak sekitar 3,4 kilomter dari puncak Merapi masih terkendali aman dan tidak terjadi hujan abu," katanya.
Bahkan, warga yang pergi ke sekolah, bekerja atau berladang tetap berjalan seperti biasa. Jadi kawasan Sumber Klakah tidak terjadi hujan abu, dan arah angin ke utara, sedangkan Klakah di bagian barat gunung.
Kades Jrakah Kecamatan Selo Tumar mengatakan peristiwa erupsi Gunung Merapi terlihat dari Jrakah mengeluarkan seperti kilat-kilat kemudian disusul asab tebal membumbung tinggi keluar dari puncak, pada Selasa pagi.
Namun, alhamdulilah Desa Jrakah tidak terjadi hujan abu, dan masyarakat juga melakukan aktivitas seperti biasa. Warga tetap waspada meski mereka bekerja bertani di ladangnya.
Dari hasil pantauan di Boyolali Kota justru terjadi hujan abu tipis, tetapi kemudian tertutup adanya air hujan gerimis yang turun di wilayah itu, sehingga warga tidak merasakan dampaknya. Hujan abu juga terjadi di wilayah Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali atau bagian sisi utara Merapi .
Menurut Yuli warga Jalan Merbabu Boyolali dampak erupsi Merapi Boyolali Kota terjadi hujan abu tipis, tetapi hilang begitu saja akibat adanya hujan gerimis di wilayah itu, sehingga warga setempat tidak begitu merasakan.
Melalui akun resminya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta menyebutkan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinisi Jateng dan D.I. Yogyakarta tersebut terjadi erupsi pada Selasa, sekitar pukul 05.22 WIB.
Erupsi tercatat dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik dengan ketinggian kolom mencapai 6.000 meter dari puncak, dan terjadi guguran ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak sekitar dua kilomter, dan status waspada.
Baca juga: Presiden Jokowi lepas elang Jawa dan tanam pulai di Merapi
Baca juga: Hari ini, Presiden Jokowi akan kunjungi Taman Nasional Gunung Merapi
Menurut Kepala Desa Klakah, Marwoto membenarkan terjadi erupsi Gunung Merapi pada sekitar pukul 05.30 WIB, dan asab tebal terlihat jelas dari Desa Klakah Kecamatan Selo Boyolali.
"Kami kemudian menuju Dukuh Sumber yang paling tinggi di Desa Klakah, untuk mengkondisikan warga setempat. Warga tetap waspada meski mereka melakukan aktivitas seperti biasa," kata Marwoto, Selasa.
Menurut dia, hujan abu di Dukuh Sumber Desa Klakah tidak terkena dampaknya akibat erupsi Merapi. Abu terlihat masih tipis di atasnya kawasan Sumber.
Baca juga: Merapi meletus dengan tinggi kolom asap 6 kilometer
Baca juga: Taman Nasional Merapi bagian dari perlindungan masyarakat
"Dukuh Sumber Klakah ini, pemukiman yang paling atas atau berjarak sekitar 3,4 kilomter dari puncak Merapi masih terkendali aman dan tidak terjadi hujan abu," katanya.
Bahkan, warga yang pergi ke sekolah, bekerja atau berladang tetap berjalan seperti biasa. Jadi kawasan Sumber Klakah tidak terjadi hujan abu, dan arah angin ke utara, sedangkan Klakah di bagian barat gunung.
Kades Jrakah Kecamatan Selo Tumar mengatakan peristiwa erupsi Gunung Merapi terlihat dari Jrakah mengeluarkan seperti kilat-kilat kemudian disusul asab tebal membumbung tinggi keluar dari puncak, pada Selasa pagi.
Namun, alhamdulilah Desa Jrakah tidak terjadi hujan abu, dan masyarakat juga melakukan aktivitas seperti biasa. Warga tetap waspada meski mereka bekerja bertani di ladangnya.
Dari hasil pantauan di Boyolali Kota justru terjadi hujan abu tipis, tetapi kemudian tertutup adanya air hujan gerimis yang turun di wilayah itu, sehingga warga tidak merasakan dampaknya. Hujan abu juga terjadi di wilayah Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali atau bagian sisi utara Merapi .
Menurut Yuli warga Jalan Merbabu Boyolali dampak erupsi Merapi Boyolali Kota terjadi hujan abu tipis, tetapi hilang begitu saja akibat adanya hujan gerimis di wilayah itu, sehingga warga setempat tidak begitu merasakan.
Melalui akun resminya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta menyebutkan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinisi Jateng dan D.I. Yogyakarta tersebut terjadi erupsi pada Selasa, sekitar pukul 05.22 WIB.
Erupsi tercatat dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik dengan ketinggian kolom mencapai 6.000 meter dari puncak, dan terjadi guguran ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak sekitar dua kilomter, dan status waspada.
Baca juga: Presiden Jokowi lepas elang Jawa dan tanam pulai di Merapi
Baca juga: Hari ini, Presiden Jokowi akan kunjungi Taman Nasional Gunung Merapi
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Insiden
Lihat Juga
Anggota DPR RI berikan dukungan moral kepada korban kebakaran Pasar Gandrungmangu Cilacap
27 November 2024 14:06 WIB
Total korban kecelakaan truk di Semarang 11 orang, berikut daftar namanya
22 November 2024 16:19 WIB