"Signal Iduna Park merupakan simbol dari kota kami. Teknik, infrastruktur dan tata ruangnya menjadikan stadion itu sebagai tempat yang ideal untuk merawat orang-orang yang terinfeksi virus corona," kata Direktur Klub Dortmund Hans-Joachim Watzke dan Carsten Cramer dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP, Jumat.
Baca juga: Dortmund potong gaji pemain karena krisis corona
Dortmund mengubah tribun utara stadion berkapasitas 81.000 orang itu yang berseberangan dengan tribun "Tembok Kuning" menjadi pusat perawatan yang bekerja sama dengan asosiasi medis setempat.
Pusat medis di stadion Dortmund itu akan menyediakan layanan pemeriksaan, pembuatan resep obat-obatan serta layanan perawatan awal bagi warga yang mengidap COVID-19.
Pusat medis yang akan beroperasi setiap hari mulai dari pukul 12.00 siang sampai 16.00 sore itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang menunjukkan gejala virus corona.
Baca juga: Real Madrid "sumbangkan" Santiago Bernabeu jadi pusat alat kesehatan
"Dengan cara ini, maka rantai penyebaran virus corona bisa diputus dengan tidak melakukan kontak dengan pasien lain, dokter maupun staf yang bertugas mendampingi dokter dalam setiap kegiatan operasi," tulis pernyataan tersebut.
"Memang awalnya akan terasa aneh pergi ke stadion sepak bola dalam kondisi demam dan sesak nafas, tapi justru di tempat itulah kami mengoptimalkan segalanya," kata Ketua Asosiasi Dokter Perundang-undangan Asuransi Kesehatan setempat Dirk Spelmeyer.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa stadion itu akan mengurangi beban yang ada di pusat-pusat perawatan medis lainnya di kota tersebut.
Stadion sepak bola Signal Iduna Park merupakan stadion utama kedua di Eropa yang diubah peruntukannya dalam masa perang melawan virus corona. Sebelumnya, stadion milik klub raksasa Spanyol Real Madrid, yaitu Santiago Barnabeu yang berkapasitas 81.000 orang, juga digunakan sebagai tempat penyimpanan alat-alat medis.
Baca juga: Maracana dipakai jadi rumah sakit darurat tangani pasien COVID-19
Baca juga: City tawarkan Etihad Stadium jadi tempat pelatihan petugas kesehatan