Boyolali (ANTARA) - Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarmo selaku otoritas pengamanan Bandara Adi Soemarmo di Boyolali, Jawa Tengah, telah menerima laporan sebanyak 13 balon udara liar yang melintas di atas wilayahnya selama Lebaran 2020.

Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) Cabang Solo telah melaporkan ada 13 balon udara yang terlihat di atas wilayah Bandara Adi Soemarmo, kata Komandan Lanud Adi Soemarmo Kolonel Pnb Adrian P Damanik, di Lanud Adi Soemarmo Boyolali, Rabu.

"Kami mendapat laporan dari AirNav Cabang Solo melihat benda atau balon udara yang melintas di atas wilayah Bandara Adi Soemarmo. Posisi benda tersebut sangat tinggi, sehingga sulit untuk diidentifikasi kalau itu balon udara," kata Danlanud.

Baca juga: Bahayakan penerbangan, enam balon udara siap terbang di Wonosobo disita

Karena itu, pihaknya bersama AirNav kemudian mengeluarkan surat pemberitahuan kepada pihak otoritas bandara di Yogyakarta, Semarang, dan Adi Soemarmo di Boyolali. Pada Lebaran itu, memang tidak ada masalah karena pesawat terbang yang datang atau berangkat dari Adi Soemarmo terbatas.

Danlanud menyebut langkah selanjutnya langsung melakukan koordinasi dengan pihak Lanud Iswahyudi Madiun, dan sudah menurunkan anggotanya salah satunya ke Ponorogo, Jatim yang dicurigai melaksanakan kegiatan tradisi tersebut.

"Kami juga bekerja sama dengan kodim, polres, dan Pemkab Ponorogo. Ada wilayah desa yang sudah didatangi, dan ada indikasi warga di sana yang melaksanakan tradisi itu," kata Danlanud.

Menurut Danlanud, balon udara liar jika melintas di jalur ramai penerbangan bisa membahayakan pesawat terbang yang melintas. Pihaknya tidak melarang masyarakat melaksanakan tradisi terbangkan balon udara, tetapi harus mengikuti aturan sesuai aturan Menhub No.40/2018, tentang penggunaan balon udara pada kegiatan tradisi masyarakat.

"Semuanya sudah diatur misalnya balon udara harus diikat sehingga tidak liar. Seperti, di wilayah Solo dari laporan yang didapat ada tiga yakni balon udara yang jatuh di Samirejo Sragen, di Nusukan Solo, dan di Bandara Ahmad Yani Semarang," katanya pula.

General Manager Airnav Indonesia Cabang Solo Dheny Purwo Haryanto menambahkan Bandara Adi Soemarmo merupakan lanud yang digunakan bersama untuk kepentingan bandara komersial, sehingga Bandara Adi Soemarmo merupakan wilayah terbatas milik Lanud TNI AU.

Dheny menjelaskan AirNav sebagai operator pelayanan navigasi penerbangan, dan kemudian relugasinya Direkturat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan. Karena itu, sebagai fungsi AirNav dalam memberikan pelayanan navigasi penerbangan salah satunya adalah memberikan notifikasi atau apa pun yang berada atau mengancam keselamatan penerbangan.

"Kami melihat di medsos yang sempat viral ada benda warna putih posisinya tinggi sekali di udara. Kami menduga itu adalah balon udara. Jumlahnya banyak ada lima pada Minggu (24/5) atau hari H Lebaran, sedangkan pada Senin (25/5) ada delapan benda diduga balon udara, sehingga totalnya ada 13 balon udara," kata Dheny pula.

Menurut Dheny, kejadian tersebut langsung dilaporkan ke Komandan Lanud Adi Soemarmo yang memiliki kewenangan di wilayah bandara ini untuk menindaklanjutinya. Pihaknya juga melaporkan kepada otoritas bandara selaku regulator.

Pengalaman tahun sebelumnya, pihaknya biasanya mendapatkan laporan dari pihak penerbangan yang mengetahui langsung saat mereka melihat balon di udara.

Selain itu, pihaknya memberikan apresiasi masyarakat Solo yang membantu peduli adanya balon udara, sehingga mereka yang tidak senang dengan kondisi itu, mengungkapnya melalui media sosial karena mereka paham hal itu bisa membahayakan bagi penerbangan.

Baca juga: Balon udara liar mendarat di kawasan Bandara Ahmad Yani Semarang