Untuk bercocok tanam, petani manfaatkan informasi iklim
Sabtu, 6 Juni 2020 21:04 WIB
Bupati Temanggung M. Al Khadziq dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati panen bawang merah pada sekolah lapang iklim di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Sabtu (6/5/2020). (ANTARA/Heru Suyitno)
Temanggung (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengharapkan petani dapat memanfaatkan informasi iklim dan cuaca dari BMKG dalam bercocok tanam agar bisa beradaptasi dengan alam terutama saat kondisi ektrem.
Oleh karena itu, katanya di Temanggung, Sabtu, dalam beberapa tahun terakhir BMKG bekerja sama dengan pemerintah daerah menyelenggarakan sekolah lapang iklim (SLI) untuk kelompok tani.
Ia menyampaikan hal tersebut saat panen bawang merah pada sekolah lapang iklim di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung.
Dwikorita menyampaikan meskipun penanaman bawang merah di daerah itu sempat terganggu cuaca ekstrem pada Mei lalu, namun adanya forum komunikasi SLI antara BMKG, penyuluh pertanian, dan para petani, informasi dari BMKG maka cuaca ektrem dapat diantisipasi.
"Cuaca ektrem tidak bisa dihindari, namun perlu disikapi dengan beradaptasi," katanya.
Waktu itu, katanya karena sudah diberitahu untuk antisipasi sebelumnya, begitu hujan telah turun, kemudian daun-daun tanaman bawang merah langsung disemprot atau dibilas untuk mengurangi pengaruh asam air hujan untuk mencegah rusaknya tanaman.
"Jadi meskipun terkena cuaca ekstrem, kalau tidak diwaspadai bisa gagal panen tetapi petani di Desa Legoksari ini masih tetap berhasil panen bawang putih sekitar 6-8 ton per hektare dan harga bawang merah saat ini tinggi," katanya.
Baca juga: Negara tetangga lirik sekolah lapang iklim BMKG
Ketua Penyelenggaran SLI di Desa Legoksari Kecamatan Togomulyo yang juga Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso mengatakan SLI bawang merah ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan.
Ia menyampaikan SLI ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memanfaatkan informasi ikllim, cuaca untuk keperluan pertanian.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq menyampaikan terima kasih atas program SLI BMKG di Kabupaten Temanggung.
"Kami mohon ke depan masih terus dilakukan pembinaan terhadap masyarakat di Kabupaten Temanggung, syukur tahun besok BMKG bisa memberikan demplot untuk bawang merah dan bawang putih masing-masing satu hingga dua hektare, termasuk tanaman tembakau bisa lebih luas lagi," katanya.
Ia mengatakan masyarakat Temanggung senantiasa siap untuk mengikuti SLI.
"Semoga kegiatan ini benar-benar memberikan keterampilan dan pengetahuan bagi para petani di Kabupaten Temanggung untuk bisa meningkatkan hasil panennya sesuai dengan kondisi iklim yang terus berubah-ubah in," katanya.
Baca juga: Petani Temanggung Ikuti Sekolah Lapang Iklim
Baca juga: BMKG: pranata mangsa tidak lagi sebagai rujukan
Baca juga: Ini kata Bupati Cilacap tentang Sekolah Lapang Iklim
Oleh karena itu, katanya di Temanggung, Sabtu, dalam beberapa tahun terakhir BMKG bekerja sama dengan pemerintah daerah menyelenggarakan sekolah lapang iklim (SLI) untuk kelompok tani.
Ia menyampaikan hal tersebut saat panen bawang merah pada sekolah lapang iklim di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung.
Dwikorita menyampaikan meskipun penanaman bawang merah di daerah itu sempat terganggu cuaca ekstrem pada Mei lalu, namun adanya forum komunikasi SLI antara BMKG, penyuluh pertanian, dan para petani, informasi dari BMKG maka cuaca ektrem dapat diantisipasi.
"Cuaca ektrem tidak bisa dihindari, namun perlu disikapi dengan beradaptasi," katanya.
Waktu itu, katanya karena sudah diberitahu untuk antisipasi sebelumnya, begitu hujan telah turun, kemudian daun-daun tanaman bawang merah langsung disemprot atau dibilas untuk mengurangi pengaruh asam air hujan untuk mencegah rusaknya tanaman.
"Jadi meskipun terkena cuaca ekstrem, kalau tidak diwaspadai bisa gagal panen tetapi petani di Desa Legoksari ini masih tetap berhasil panen bawang putih sekitar 6-8 ton per hektare dan harga bawang merah saat ini tinggi," katanya.
Baca juga: Negara tetangga lirik sekolah lapang iklim BMKG
Ketua Penyelenggaran SLI di Desa Legoksari Kecamatan Togomulyo yang juga Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso mengatakan SLI bawang merah ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan.
Ia menyampaikan SLI ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memanfaatkan informasi ikllim, cuaca untuk keperluan pertanian.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq menyampaikan terima kasih atas program SLI BMKG di Kabupaten Temanggung.
"Kami mohon ke depan masih terus dilakukan pembinaan terhadap masyarakat di Kabupaten Temanggung, syukur tahun besok BMKG bisa memberikan demplot untuk bawang merah dan bawang putih masing-masing satu hingga dua hektare, termasuk tanaman tembakau bisa lebih luas lagi," katanya.
Ia mengatakan masyarakat Temanggung senantiasa siap untuk mengikuti SLI.
"Semoga kegiatan ini benar-benar memberikan keterampilan dan pengetahuan bagi para petani di Kabupaten Temanggung untuk bisa meningkatkan hasil panennya sesuai dengan kondisi iklim yang terus berubah-ubah in," katanya.
Baca juga: Petani Temanggung Ikuti Sekolah Lapang Iklim
Baca juga: BMKG: pranata mangsa tidak lagi sebagai rujukan
Baca juga: Ini kata Bupati Cilacap tentang Sekolah Lapang Iklim
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Tim dosen Unsoed dampingi petani stroberi bikin pupuk-pestisida ramah lingkungan
12 October 2024 15:38 WIB
Pengembangan Biomassa PLN di Tasikmalaya dikelola masyarakat, didukung pemerintah
30 September 2024 10:54 WIB