"Salah satu cara untuk membunuh virus adalah merusak selnya. Sel bisa dirusak dengan macam-macam cara, salah satunya adalah bagaimana kita bisa membuat susunan lipid yang ada di sel itu yang tadinya teratur, menjadi tidak teratur," kata Thamrin Usman, saat dihubungi di Pontianak, Sabtu.
Menurut dia, dengan menjadikan susunan lipid yang ada di membran sel menjadi tidak teratur, maka terjadi kerusakan membran sel. Karena lipid VCO bisa masuk dan berinteraksi dengan lipid membran sel pada virus, maka membran sel itu jadi rusak dan tidak berfungsi.
"Bahasa ekstremnya itu mati," kata alumni program master dan doktoral di ENSCT-INP, Toulouse, Prancis, untuk bidang Kimia Agroindustri itu.
Terkait manfaat VCO yang dapat membunuh virus corona, guru besar pada Fakultas Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi (MIPA) Untan itu menyatakan sudah digunakan dalam pengobatan pasien positif COVID-19.
Beberapa pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif COVID-19 di Pontianak mengonsumsi VCO yang diberikan Thamrin Usman dan hasilnya mereka dapat sembuh.
"Ada tiga dokter yang saya berikan treatment VCO. Hasilnya mereka dapat sembuh dari COVID-19. Dua dokter umum berstatus reaktif dan satu dokter spesialis berstatus positif COVID-19, mereka sembuh," kata mantan Rektor Untan itu.
Thamrin menambahkan staf di kantornya yang juga hasil tes cepat reaktif, karena istrinya positif COVID-19 dan diisolasi di RSUD Dr Soedarso, setelah minum VCO, dapat sembuh. "Kemudian ada lagi staf saya kena, semua kami anjurkan minum itu, alhamdulillah sembuh semua," katanya.
Menurut dia, respons di tubuh mereka yang minum VCO bermacam-macam, ada yang setelah minum menjadi mual dan buang air besar, tetapi ada pula yang tidak ada respons, namun mereka menyatakan kondisi tubuhnya segar dan tidak lemas.
"Mereka menjadi dapat tambahan energi. Karena orang-orang yang kena ini (COVID-19) ada kayak letih, lemas, tetapi dengan minum VCO, kita tahu lemak, lipid ini kan energi. Jadi selain menjadi sumber energi, VCO juga bisa merusak sel virus itu," katanya, menjelaskan.
Menurut dia lagi, meskipun pasien COVID-19 mengonsumsi vitamin C dan bentuk-bentuk immune boosting lainnya, tidak akan menimbulkan efek negatif. Justru mereka mendapatkan manfaat lebih menjadikan tubuh segar.
"Treatment tidak murni hanya VCO, tetapi jika dia makan vitamin dan lainnya dan juga minum VCO, mendapatkan keuntungan, salah satunya badannya tambah segar. Artinya VCO itu juga sebagai sumber energi, pemberi energi, karena kandungan lipid (lemak) yang ada pada VCO," katanya.
Antivirus pada VCO
Menurut Thamrin, penggunaan VCO orientasinya selain untuk menaikkan imun juga berfungsi merusak dinding sel, baik itu virus maupun yang sejenisnya.
"Dan ini sebenarnya tidak khusus untuk corona, virus lain juga, contohnya hepatitis. Testimoni dari orang yang berpenyakit hepatitis, treatment dengan VCO jadi sembuh," kata pakar itu.
Meskipun begitu, ia menyatakan VCO tidak bisa disamakan dengan manfaat yang ada pada madu. Karena secara kimia yang diandalkan pada VCO adalah asam lemak laurat. Asam lemak laurat jika dikonsumsi akan menjadi asam laurin.
"Ini yang punya khasiat untuk antivirus, antibakteri," katanya.
Sementara yang ada pada madu, katanya, adalah senyawa kimia yang memberikan rasa manis. Ada senyawa mineral yang minor yang bisa memberikan antioksidan, meningkatkan imun. Di dalam madu ada propolis yang memiliki komposisi kimia berbeda dengan VCO.
Terkait manfaat VCO guna pencegahan COVID-19, Thamrin menganjurkan kepada masyarakat agar mengonsumsi minyak kelapa murni tersebut setiap harinya, seperti yang ia lakukan selama ini. "Biasanya tiga kali dua sendok makan dalam sehari saya minum," katanya.
Kebiasaan minum VCO sudah ia lakukan sejak awal merebaknya pandemi COVID-19 hingga saat ini. Produk VCO siap konsumsi juga kini banyak dijual di pasar, dan juga dapat dibuat sendiri dengan memperhatikan kualitas yang dihasilkan. Agar kandungan manfaat minyak tersebut tidak berkurang.