Jakarta (ANTARA) - Produser acara bincang-bincang "Ellen" yang dipandu oleh Ellen DeGeneres akhirnya buka suara setelah beredar kabar bahwa acara tersebut akan dibatalkan.

"Telepictures dapat mengonfirmasi bahwa itu tidak benar," kata pihak perusahaan DeGeneres Production seperti dikutip dari New York Post, Kamis.

Rumor itu beredar setelah sejumlah laporan terkait tindakan kasar DeGeneres (62) kepada stafnya dilaporkan oleh The Sun, yang kemudian berdampak pada turunnya rating acara tersebut.

Ellen DeGeneres selalu tampil dengan riang, senyum hangat dan tampak ramah ketika menjadi pemandu acara bincang-bincang tersebut. Namun laporan-laporan yang muncul di media baru-baru ini menggambarkan hal yang jauh berbeda.

Pada April, DeGeneres memicu kontroversi tidak hanya karena komentarnya terkait karantina mandiri, namun juga ketika salah seorang krunya angkat bicara mengenai perlakuan DeGeneres kepada para kru selama lockdown berlangsung.

Menurut Variety, Ellen minim melakukan komunikasi dan tidak ada transparansi dengan seluruh krunya mengenai status upah atau pekerjaan mereka.

Seperti pembawa acara bincang-bincang lainnya, DeGeneres melanjutkan acaranya dari jarak jauh dengan bantuan dari perusahaan luar untuk teknologi yang bertentangan dengan pola kerja anggota krunya.

Komedian Kevin T. Porter meluncurkan utas Twitter yang menjadi viral pada 20 Maret, menyerukan siapa pun yang bertemu DeGeneres untuk memberikan respons mengenai cerita tentang tindakan "kejam" Ellen.

Unggahan Porter itu kemudian ditanggapi oleh salah satu penulis naskah televisi, Ben Simeon. Dia bercerita bahwa dalam rumah produksi DeGeneres, setiap anggota staf baru akan diberitahu "kebiasaan harian Ellen".

"Bahwa setiap hari dia (Elen) akan memilih seseorang yang berbeda untuk benar-benar dia benci pada hari itu. Itu bukan kesalahan Anda, cukup terima saja untuk hari itu dan dia akan berlaku kejam pada orang lain di hari berikutnya. Mereka tidak mempercayainya, tetapi ketika melihatnya sendiri, mereka tau itu sepenuhnya benar," tulis Ben Simeon.