Semarang (ANTARA) - Pakar keamanan siber dari CISSReC Doktor Pratama Persadha meminta warga internet (warganet), khususnya pengguna Twitter, mewaspadai peretasan akun tokoh dunia, apalagi ada permintaan untuk mengirim sejumlah nominal bitcoin (uang elektronik).

Kendati demikian, kata Pratama Persadha melalui pesan WA-nya kepada ANTARA di Semarang, Kamis, publik di Tanah Air tidak perlu khawatir berlebihan meski harus tetap waspada.

Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC (Communication and Informatian System Security Research Center) ini mengemukakan hal itu terkait dengan peretasan terhadap akun Twitter tokoh dunia, seperti Bill Gates, Barrack Obama, Jeff Bezos, dan Elon Musk.

Baca juga: Waspadai "telemarketing" palsu terkait kebocoran data akun Tokopedia


Melalui akun Twitter, mereka melakukan twit yang kurang lebih sama. Mereka men-twit untuk mengirimkan sejumlah nominal bitcoin dan berjanji akan mengirimkan balik dua kali lipat.

Ternyata dengan twit meminta transfer bitcoin, kata Pratama, banyak juga yang percaya. Padahal, beberapa akun sudah mengumumkan bahwa twit tersebut adalah penipuan.

"Akan tetapi, tampaknya sudah banyak yang melakukan transfer," kata pria asal Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini tanpa menyebutkan jumlah pemilik bitcoin.
  Akun Twitter yang diretas. ANTARA/HO-CISSReC

Menurut Pratama, pemilik bitcoin ini seharusnya lebih melek soal siber, apalagi keamanan siber. Namun, ternyata masih banyak yang terkecoh.

Baca juga: 91 juta data akun Tokopedia bocor, masyarakat perlu mewaspadai

Ia lantas menekankan pentingnya edukasi keamanan siber sejak dini. Oleh karena itu, soal keamanan siber seharusnya menjadi budaya dan norma dalam kehidupan pada era digital sekarang ini.

Menyinggung kembali soal peretasan terhadap akun Twitter, dia mengatakan bahwa kejadian ini banyak dialami oleh akun-akun ternama dengan profil Twitter sudah verified (diverifikasi) atau memiliki centang warna biru.

Menurut Pratama, tidak hanya akun-akun ternama, berbagai akun mata uang crypto juga mengalami hal serupa. Dalam hal ini, Twitter langsung melakukan langkah cepat dengan menonaktifkan fungsi twit atau menuliskan postingan pada akun verified.

Ditekankan pula bahwa peristiwa ini sangat berbahaya dan mungkin bisa disebut sebagai zero day exploit bagi Twitter. Hal ini karena celah keamanan yang dimanfaatkan peretas berdampak cukup masif dan sangat berbahaya.

Dilihat dari twit-nya, lanjut dia, peretasnya satu pihak, kemungkinan besar ada celah keamanan yang dieksploitasi oleh peretas. Bisa dari aplikasi pihak ketiga atau lainnya. Artinya, bila celah keamanan ini disebarluaskan, korbannya bisa bertambah dan di Indonesia juga bisa terkena dampaknya.

Pratama lantas menyarankan pemilik akun ternama yang khawatir mengalami hal serupa bisa mengaktifkan two authentication lewat SMS di bagian pengaturan (setting).

Meski ini belum tentu bisa mengatasi eksploitasi celah keamanan pada sistem Twitter, Pratama memandang perlu langkah pengamanan ini.

"Asumsi terburuknya adalah ada kemungkinan hacker (peretas) sudah memiliki semua database akun Twitter. Oleh karena itu, sebaiknya segera ganti password Twitter saat ini juga," katanya menandaskan.

Baca juga: Pakar sebut ruang siber ancaman eksistensi Pancasila